Kita beruntung karena di berbagai pelosok negeri ini, di sudut-sudut sunyi yang jauh dari hangar binger, masih bisa menemukan pejuang – pejuang kehidupan. Dalam keterbatasan fisik dan materi, mereka terus berkarya. Pengabdian mereka melahirkan secercah cahaya bahwa masih ada harapan di negeri ini.
Melihat apa yang mereka perbuat untuk masyarakat dan lingkungannya, membangkitkan semangat bahwa cinta dan kasih masih ada di antara kita. Semangat gotong royong dan jiwa kemanusiaan belum padam. Perbuatan para pahlawan yang berkarya dalam sunyi itu akan menginspirasi dan membakar jiwa-jiwa yang mulai lunglai dan nyaris terpuruk dalam keputusasaan.
Semangat Baja Manusia Gua. Kisah perjalanan hidup Pepeng yang mengalami MS. MS adalah penyakit yang menyerang sistem saraf pusat. Pepeng mesti merelaksasikan pikiran dan perasaannya. Dia tidak boleh merasakan emosi yang berlebihan, tidak boleh terlalu senang atau pun terlalu sedih.
Saya mau menunggu sebuah kenikmatan dengan bersusah-susah terlebih dahulu. (hlm. 8)
Memperlakukan rasa sakit tak jauh berbeda dengan memperlakukan seorang anak yang nakal. (hlm. 9)
Orang baik itu selalu menyenangkan orang lain. Sementara itu, orang baik-baik itu orang yang selalu berbuat benar dan enggak mau bikin salah. (hlm. 27)
Meskipun begitu, bukan berarti Pepeng pasrah akan keadaannya dan berdiam diri. Pepeng kini memusatkan perhatian pada kendali emosi. Ia mencoba untuk tidak merasakan sakitnya. Ia memilih hidup untuk berdampingan dengan penyakitnya agar tidak membuatnya depresi. Ia melakukan gerakan sosial dan melanjutkan kuliah untuk meraih gelar master di bidang psikologi dari Universitas Indonesia.
Banyak hal kecil, tapi jika diberi value akan menjadi sangat cantik. Kita punya pensil, dan Tuhan punya penghapusnya. Saraf boleh tidak bekerja sempurna. Namun, saraf semangat Pepeng seakan-akan terbuat dari baja. Semangat yang, seperti nilai-nilai dan keyakinannya, sanggup menginspirasi kita semua.
