
Alkisah ada sebuah dunia mirip bumi, dimana wilayahnya terbagi-bagi menjadi berbagai daratan, dimana di antaranya ada yang mengalami musim dingin sepanjang masa dan adapula yang mengalami musim panas dan musim semi sepanjang tahun. Di antara wilayah-wilayah tersebut juga masih banyak daerah yang dihuni makhluk mistik dan daerah-daerah yang belum dijelajahi.
Kisah dibuka oleh serangan makhluk semacam zombie yang hidup di wilayah es abadi terhadap manusia penjaga benteng (night's watch) yang sedang berpatroli. Para walker itu memang diyakini ada, namun kemunculannya dalam jumlah banyak membuat para night's watch semakin was-was. Salah seorang night's watch yang ketakutan melaporkan ke bangsawan yang menguasai wilayah es, ialah keluarga Starks yang memiliki slogan "Winter is Coming". Nyawanya kemudian terpaksa dicabut karena menyalahi aturan seorang night's watch yang tidak boleh melarikan diri.
Buku pertama ini memang lebih banyak menyoroti keluarga Starks yang di sini ditampilkan sebagai protogonis. Mereka adalah keluarga bangsawan yang gentle serta disayang dan dihormati oleh warga mereka. Namun, sebagian bangsawan lainnya menganggap Starks adalah ancaman yang perlu disingkirkan karena mereka menguasai wilayah daratan salju, wilayah yang sangat luas.
Intrik dimulai ketika seorang penasihat raja meninggal, sehingga Starks diminta untuk menggantikannya. Starks yang jujur kemudian menemukan kejanggalan di pemerintahan tersebut. Hingga nyawanya dan keluarganya terancam ketika ia menemukan bukti kejanggalan dan memaparkannya. Di tempat lain, ada dua bersaudara keturunan terakhir raja terdahulu, Targayen, yang ingin merebut tahta. Dengan bantuan suku Dothraki mereka yakin bisa melaksanakan tujuannya.
Membaca buku ini Anda memerlukan kesabaran, selain bukunya yang sangat tebal, George RR Martin juga sangat detil mendeskripsikan suatu kejadian dan suatu karakter. Sehingga satu kejadian bisa berlembar-lembar. Bahasanya juga tidak mudah dicerna, seperti membaca sastra klasik.
Namun, buku ini bisa disebut mahakarya yang setara dengan The Lord of The Rings. Bedanya, jika TLOTR lebih lurus dan berpihak pada tokoh protogonis, di Game of Thrones, George RR Martin sering membuat kejutan dengan plot cerita yang sulit ditebak. Bahkan, bisa membuat kita sangat terkejut dengan konklusi yang tidak disangka-sangka. Buku yang menarik dengan ending tak terduga.