
"bukan kesedihan yang harus dipertontonkan, tetapi rasa syukur atas setiap berkat yang diperoleh dari Allah itulah yang harus dibagi kepada sesama, sehingga sekalipun menghadapi masalah, bagi orang lain hanya rasa syukurlah yang ia pancarkan." (hlm. 101)
Buku ini menceritakan perjalanan Jokowi dari kecil hingga sekarang, dengan sudut pandang Sujiatmi, ibunda Jokowi. Selama Pilkada DKI Jakarta, Sujiatmi selalu menemani Jokowi blusukan. Sujiatmi selalu berada disamping Jokowi, selama Jokowi yang memintanya sendiri. Sosok seorang ibu yang selalu ada untuk anaknya.
Peran Sujiatmi yang dominan di dalam keluarga, membuat anak-anaknya menjadi patuh, tidak pernah membantah. Mereka juga curhat ke Sujiatmi, karena Widjiatno (ayah Jokowi) seorang yang pendiam. Kekuatan magis kata "pokoke" dari Sujiatmi menjadi anak-anaknya selalu menuruti apa kata ibu mereka.
"kalau kamu di luar keluarga harus hati-hati karena tidak semua orang sama dengan keluarga sendiri." (hlm. 134)
"kalau mau cari uang di perusahaan saja. Tapi kalau niatmu pengabdian di masyarakat, jangan mengharap modalmu kembali." (hlm. 56)
Dengan bekal nasihat dari ibunya ini, selama menjadi Walikota Solo 7,5 tahun, Jokowi tidak pernah sekalipun mengambil gajinya. Amplop gaji tidak pernah dibuka dan langsung diserahkan ke asistennya. Uang itu digunakan untuk mereka yang minta bantuan.
Masa suram Jokowi waktu SMA, Sujiatmi tidak patah semangat, dia antar jemput Jokowi ke sekolah. Sujiatmi selalu mengajarkan tentang ikhlas, ketabahan, sederhana, dan jujur.Kesederhanaan Sujiatmi ternyata turun ke Jokowi. Jokowi tidak pernah memakai pakaian bermerek dan memakai sepatu buatan dalam negeri.
Di dalam buku ini juga terdapat banyak kata-kata yang bijaksana.
"harta itu titipan Gusti Allah." (hlm. 53)
"untuk apa punya mobil sepulah? apa iya kalu mau pergi sepulah-sepulahnya dipakai?". (hlm. 67)
"saya mau jadi orang biasa saja." (hlm. 70)
"nama baik tidak bisa dihargai dengan uang, jadi kita semua harus saling menjaganya." (hlm. 130)
Kelebihan buku ini adalah buku ini banyak mengajarkan kita tentang kesederhanaan dalam menghadapi hidup. Jujur dan ikhlas dalam berdagang. Kisah jatuh bangun Jokowi sewaktu menjalankan perusahaan di bidang kayunya. Untuk yang mau belajar tentang kesederhanaan, buku ini wajib dibaca. Kekurangan buku ini, kurang tebal halamannya, tiba-tiba saja sudah selesai membacanya, ingin lebih mengenal lagi sosok Sujiatmi dan Jokowi.