
Usaha untuk memperjuangkan hubungan yang melibatkan dua pribadi dan dua hati itu tidak mudah, apalagi ketika salah satunya menyerah. (hlm. 316)
Bertemu dengan Daniel setelah sekian tahun, mau tak mau, membuat kenangan masa lalu itu menyeruak dari kompartemen kenangan di hati Drina.
Benak Drina memutar kembali memori bersama Daniel. Drina hanya mengenal Daniel sebagai senior di kampus yang sama. Daniel tidak hanya tampan, tetapi dia juga berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Dia juga menjadi incaran semua cewek di kampus karena perpaduan tampan dan pintar. Semua cewek, mulai dari fakultas yang sama, hingga kampus sebelah mengejarnya. Dia bagaikan matahari, sementara cewek-cewek itu seperti planet-planet yang mengelilinginya. Beruntungnya Drina bisa mendapatkan Daniel.
Tidak hanya batas pacaran, Daniel pun melamar Drina. Setelah beberapa bulan pertunangan mereka, Daniel harus mengambil alih perusahaan keluarganya yang mengalami masalah. Permintaan itu khusus datang dari orangtua Daniel sendiri. Daniel pun dipanggil ke Amerika. Dan disitulah persoalan di antara mereka mulai muncul. Pertemuan yang jarang, komunikasi yang tersendat karena perbedaan waktu, hingga Daniel jarang pulang lagi ke Jakarta. Drina mulai cemas begitu menyadari hubungan mereka yang seperti kapal hanyut; perlahan, tapi pasti berjalan mengikuti arus tanpa ada usaha untuk mendayungnya. Ia mencoba mengkomunikasikan kecemasannya kepada Daniel dan mencari solusi atas hubungan mereka ini. Nyatanya kesibukan menenggelamkan keduanya. Komunikasi mereka semakin buruk ditambah pertengkaran yang mulai tersulut karena omongan yang tak lagi klop di antara keduanya. Tidak hanya ada satu pertengkaran, tetapi berkali-kali.
“Hubungan jauh begini akan menyukitkan kita, Drina. Aku merasa tersiksa. Kita berdua akan semakin tersiksa.”
“Jadi, ini keputusan terakhir kamu? Kita pisah? Kamu nggak mau usaha? Nggak mau pikirin jalan lainnya?” (hlm. 49)
Ceritanya sampai di situ? Tamat? Justru cerita baru dimulai. Apa rasanya bertemu mantan dan menjadi atasan kita di kantor? Bakal tiap hari bertemu. Bakal membuka luka-luka lama yang dulu sempat mengendap. Itulah yang dialami oleh Drina. Tidak mudah baginya untuk melaluinya, ditambah lagi perubahan drastis sikap Daniel tidak hanya kepada dirinya tapi juga kepada semua orang.
Beberapa kalimat favorit bertebaran dalam buku ini:
- Nggak pernah ada kata terlambat. (hlm. 19)
- Orang bisa berubah tapi tetap saja dia mantan. (hlm. 68)
- Kadang cinta bisa membuktikan. Klise, tapi ini kenyataan. (hlm. 70)
- Jalan hidup kamu memang harus seperti ini dulu agar kamu bisa menemukan kebahagiaan yang ingin kamu raih. (hlm. 257)
- Masa lalu adalah masa lalu. Yang kita jalankan adalah hari ini dan esok hari serta hari-hari ke depannya. (hlm. 267)
- Yang penting kita tahu tujuan kita. Ke hati kita masing-masing. Di sanalah tempat pemberhentian kita. (hlm. 288)
Beberapa kalimat sindiran halus:
- Berapa persen kemungkinan ada dua orang dengan nama yang bisa persis sama, begitu juga dengan nama panggilan? (hlm. 4)
- Jangan sampai mencampur urusan kantor dan urusan pribadi. Dan jangan pernah datang ke kantor dalam keadaan menangis. (hlm. 32)
- Masalah pribadi tinggalkan di rumah. Kerjaan akan terganggu. (hlm. 57)
- Cerita cinta nggak kayak nasi cepat basi. (hlm. 68)
- Tidak ada yang adil di dunia ini. (hlm. 73)
- Kalau lo benar-benar cinta dan yakin he’s the one, lo seharusnya percaya ama dia. (hlm. 312)
- Terkadang mata kita melihat hal yang salah dan menyampaikan ke hati dengan salah pula. (hlm. 312)
- Hanya karena masalah kecil lo nggak mau percaya? Dangkal banget deh lo. (hlm. 312)
- Mata hati lo itu udah digembok trus dipakein kacamata kuda pula. Ya mana bisa ngelihat dengan jernih. (hlm. 312)
Dari judul, cover dan label genre di belakang buku, kita bisa menebak bahwa ini adalah novel kategori dewasa. Jadi ya cocoknya buat tujuh belas tahun ke atas, gyahahaha… :D
Kalau mengecek editornya yang ada dua, harusnya bebas dari typo. Tapi ini masih ada. Bahkan ada beberapa paragraf yang font berbeda dari lainnya seperti di halaman 128, 149, dan 314.
Drina seperti hal perempuan pada umumnya. Meleleh kalo dikasih hal-hal yang romantis. Seperti di halaman 122, Drina mendapatkan sebuket bunga mawar plus sepatu merk Louboutin yang terkenal dengan ciri khas sol bawahnya yang berwarna merah. Sepatu berwarna merah itu sangat cantik. Bahkan, Drina sudah jatuh cinta pada pandangan pertama begitu melihatnya. Kemudian di halaman 152 bagaimana melelehnya Drina ketika mendapatkan kotak kecil berlapis beludru yang di dalamnya terdapat cincin berhiaskan berlian tunggal yang terlihat begitu berkilau.
Sebenarnya sebel juga ama sikap Drina yang sering mewek di tempat kerja. Tapi ya begitulah yang namanya urusan cinta, hati tak bisa ditawar-tawar lagi. Sekuat-kuatnya perempuan, akhirnya jebol juga pertahanan mentalnya. Yaaa…ujung-ujungnya sih ya pasti nangis.
Dibandingkan tokoh utamanya, justru suka tokoh Ina. Sahabat yang benar-benar sahabat. Sahabat baik dalam keadaan suka maupun duka. Meski terkesan ceplas-ceplos, sebenarnya itu bentuk sikap perhatiannya sebagai sahabat yang selalu mengingatkan Drina. Menjenguk Drina ke apartemen saat sakit. Dan mensupport tapi juga mencegah Drina untuk bertindak bodoh dalam urusan cinta. Inilah yang namanya sahabat.
Pengen kepruk tokoh James. Cowok-cowok macam ini harusnya ditendang ke Timbuktu atau sekalian dilenyapkan di muka bumi ini #halah. Gimana nggak? Bisa-bisanya berbohong selama tiga tahun dengan menyembunyikan statusnya. Saya jadi ingat, temannya teman (duh, jauh amat) yang punya kejadian dibohongi selama dua tahun pacaran dan lumayan fatal. Jadi, selama pacaran ngakunya kerja di kantor (di Jakarta). Ternyata eh ternyata dia cuma supir angkot, tamatan SMP. Itu pun ngakunya pas dua minggu menjelang nikah. Sang cewek pun ilfeel berat, apalah daya ternyata akhirnya (terpaksa) nikah juga dan sekarang sih udah punya anak. Sebenarnya bukan masalah jika pekerjaannya yang supir angkot, tapi masalah berbohong selama dua tahun pacaran itulah yang bikin ilfeel berat. Jadi ya, istrinya kalo pas berantem pasti ngungkit-ngungkit masalah itu. Pacaran lama nggak selalu jadi patokan bisa mengenal lebih dekat satu sama lain. Nah…nah…nah… :D