
Setiap manusia sudah memiliki takdirnya masing-masing. Begitupula dengan usia manusia, usia hidup dan mati manusia pun telah digariskan oleh takdir. Akan tetapi bisa juga semua kembali kepada tekad dan niat yang dimiliki manusia itu. Nasib seorang manusia bisa berubah ketika ia mau bertarung dengan dirinya sendiri. Namun, semua akan berbeda ketika manusia itu sendiri yang ingin menyerah menjalani hidupnya. Bahkan langit pun tidak akan bisa berbuat apa-apa. (hlm. 21)
Baik di langit, di bumi, atau di bawah bumi, pasti ada kelas sosial yang berlaku. Hae-Seong, sang Matahari, yang lebih tua beberapa tahun dibandingkan Dal-Hee, mampu beradaptasi dengan baik. Namun sayangnya hal yang sama tidak terjadi pada Dal-Hee, sang Bulan, yang tidak memeduliakn lingkungannya dan tidak punya rasa takut sedikit pun. Dengan perbedaan itu saja, kehidupan yang mereka jalani akhirnya berbeda.
Reinkarnasi. Terlahir kembali. Untuk bisa menjadi dewa atau dewi, para kandidat harus tujuh kali bereinkarnasi dengan sempurna. Dal-Hee yang memiliki tingkat toleransi rendah dan sering tidak sabar, selalu memutuskan untuk kembali ke langit sebelum waktunya. Namun, tentu saja ada alasan masuk akal di balik tindakannya itu. Banyak hal tak terduga yang muncul dan membuat Dal-Hee tidak berhasil menyelesaikan tugasnya.
Sesungguhnya, Dal-Hee memang benar-benar ingin menjadi seorang dewi. Dal-Hee ingin menjadi dewi yang bisa selalu membantu manusia yang sedang putus asa. Walau dirinya memang tidak bisa beradaptasi dengan baik di tempat itu, Dal-Hee sadar betapa pentingnya keseimbangan antara bumi dan langit. Ada nilai-nilai moral yang harus dijaga demi terciptanya hal itu.
Sayang sekali. Bumi menjadi tempat tinggal sekian puluh juta manusia, tetapi justru dipenuhi dengan manusia yang tidak peduli terhadap sesamanya. (hlm. 11)
Dal-Hee terlahir sebagai manusia. Sebagai calon dewi, ia memiliki hati yang baik dan juga jiwa yang suci. Supaya bisa menjadi seorang dewi, darah manusia harus hilang dari tubuhnya. Itulah kenapa Dal-Hee harus melakukan tujuh kali reinkarnasi. Namus sayangnya di reinkarnasi ketujuh, wanita itu justru melakukan reinkarnasi yang benar-benar berbeda dari yang diperintahkan oleh Kaisar Langit kepadanya.
Ditambah lagi, Dal-Hee masuk ke dalam tubuh manusia yang sudah meninggal, yang rohnya sudah pergi bersama Malaikat Kematian. Dal-Hee menciptakan sebuah masalah besar dengan melakukan hal-hal yang seharusnya tidak ia lakukan.
Sekarang, Dal-Hee yang akan menggantikan dan menjadi Ji-Wan. Dal-Hee bertekad untuk menjalani hidup sebagai Ji-Wan dengan sebaik-baiknya, demi menggantikan kehidupan yang selama ini dijalani wanita itu. Kehidupan yang melelahkan dan penuh penderitaan.
Banyak manusia yang mungkin tidak sadar bahwa dunia yang mereka tinggali saat ini sebenarnya menyenangkan sekali. Mereka sibuk menjalani rutinitas yang membuat hidup mereka merasa datar dan biasa-biasa saja. Mereka terlalu sibuk bekerja keras untuk bertahan hidup. Sayang sekali, karena mereka jadi tidak punya waktu untuk menyadari bahwa dunia yang mereka tinggali punya nilai dan makna yang lebih dari itu. (hlm. 134)
Membaca kehidupan Dal-Hee yang berwujud Ji-Wan ini sungguh menarik. Novel ini bergenre fantasi. Kita akan dibuat benci dengan sosok Min-Hyuk. Di seperempat buku nanti kita bisa melihat sosok Min-Hyuk yang lain. Betapa manusia yang memiliki masa lalu yang suram akan menimbulkan dampak besar di masa depan. Dari sekian tokoh pelengkap yang ada paling suka Malaikat nomor 2999 berwujud Lee I-Gu, ah sayangnya makin ke belakang porsi malaikat ini makin sedikit.
Novel yang menembus halaman 400 ini nggak membosankan. Alurnya cepat. Kita berasa kayak nonton potongan-potongan film Korea. Ini adalah buku kedua dari Hyun Go Wun yang saya baca. Sebelumnya ada 4 Ways to Get a Wife yang juga diterjemahkan oleh Penerbit Haru.
Banyak kalimat favorit dalam buku ini:
- Semua itu diciptakan Tuhan. Manusia adalah mahluk paling mulia yang pernah diciptakan, jadi tidak mungkin Tuhan menciptakan siapa pun dalam keadaan lemah. (hlm. 73)
- Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. (hlm. 83)
- Banyak manusia lain yang mengalami hal yang sama, tetapi mereka tetap bisa menjalani hidup mereka dengan lebih baik. (hlm. 171)
- Seperti yang kita semua tahu, tidak ada yang bisa mengelak dari takdir. (hlm. 197)
- Akan ada saatnya cinta membuat banyak hal yang tidak bisa terlihat dengan jelas karena tertutupi kabut perasaan. (hlm. 261)
- Tidak semua hal bisa kita pahami jika itu berhubungan dengan cinta. (hlm. 261)
- Ketika mengkhianati orang yang mencintaimu, kau juga harus tahu kalau kau meninggalkan luka yang sangat dalam. (hlm. 263-264)
- Tidak hubungannya antara cinta dan umur. (hlm. 322)
- Hiduplah dengan bahagia. Beruntunglah karena bisa saling berbagi cinta dengan manusia lain. Jangan sia-siakan apa yang sudah kalian miliki. (hlm. 395)
Banyak juga selipan sindiran halus dalam novel ini:
- Mau bagaimana lagi? Kalau sudah meninggal, ya meninggal saja. Yang masih hidup, harus terus melanjutkan dan bertahan hidup. (hlm. 14)
- Apakah manusia tidak tahu bahwa keburukan bisa menggerogoti hidup mereka sendiri? (hlm. 20)
- Di dunia manusia banyak terdapat orang-orang jahat. Kalau saja manusia-manusia seperti itu tidak ada, pasti bumi akan menjadi tempat tinggal yang tenang untuk ditinggali. (hlm. 33)
- Tidak ada yang berubah di dunia ini. Ada hidup, ada mati. Ada langit, ada bumi. (hlm. 34)
- Tidak sedikit manusia yang sengaja berbuat jahat kepada manusia lain. (hlm. 45)
- Banyak manusia yang sebenarnya sudah ‘mati’ karena di dalam hati mereka sudah tidak tersisa kebaikan sama sekali. (hlm. 45)
- Tidak ada yang bisa mengalahkan kejahatan seorang manusia yang tidak mau berbagi dengan sesamanya. Padahal yang dimilikinya lebih banyak. Memang ada manusia yang memilih untuk tidak memiliki hati. (hlm. 45)
- Manusia sering melakukan hal-hal yang tidak terpuji karena keserakahan mereka. (hlm. 45)
- Orang-orang yang sudah menikah dalam sekejap langsung bisa berubah menjadi orang asing. (hlm. 64)
- Tidak ada manusia yang bisa mengetahui sampai kapan ia bisa hidup. (hlm. 72)
- Di dalam semua hal pasti ada pengecualian. (hlm. 72)
- Tidak ada yang bisa mengalihkan perhatian orang-orang serakah dan egois. Mereka semua buta. (hlm. 74)
- Tidak ada yang gratis di dunia ini. (hlm. 79)
- Memang dengan badan kurus mungkin akan membuat cocok dengan berbagai jenis model pakaian, tapi tidak sehat. Juga tidak jadi cantik. (hlm. 117)
- Karena tidak mungkin Tuhan menciptakan manusia begitu buruk. (hlm. 151)
- Banyak orang yang tidak jadi menikah karena mereka tidak ingin bercerai. (hlm. 164)