Quantcast
Channel: Resensi Terbaru
Viewing all articles
Browse latest Browse all 742

Bulan Terbelah di Langit Amerika

$
0
0
Bulan Terbelah di Langit Amerika

Berjalanlah dan terus berjalanlah dengan niat kebaikan untuk mengejar restu dari Allah, bersama orang-orang yang kau cintai, lalu sematkan dalam hati dan pikiranmu akan perjalanan hidupmu tentang surga yang akan kau gapai. Maka seberat, sepanjang, dan sebesar apa pun halangan yang melintangi langkahmu, akan terbuka dengan sendirinya atas izin-Nya. Ingatlah, Tuhan akan mengirim malaikat-malaikat-Nya yang mempunyai keringanan tangan tak bertepi untuk menyelamatkanmu manakala kau hendak terpeleset di ujung jurang yang curam. (hlm. 123)

 

Adalah Hanum yang bekerja sebagai reporter di Heute ist Wunderbar. Empat bulan sejak kursus Jerman, Hanum diterima menjadi wartawan kolom bahasa Inggris di Heute ist Wunderbar. Surat kabar gratis yang selalu nongkrong di U-Bahn, bus, stasiun, dan tempat-tempat umum yang penuh manusia berlalu-lalang. Surat kabar yang pernah membuatnya berpikir untuk mencuri surat kabar lain yang dipajang di panel-panel tiang listrik, karena dia kehabisan Heute ist Wunderbar. Koran gratisan itu ternyata merespon CV-nya, beberapa bulan setelah Fatma menghilang.

Sebagai karyawan, Hanum mencoba patuh memenuhi permintaan atasannya, walaupun terkadang sering membuatnya tersedak. Hatinya sendiri sudah luluh. Sejak atasannya merasa cocok dengan tulisan-tulisanny tentang profil tokoh, Gertrud tak hanya menjadikannya karyawan, tapi juga sahabatnya. Yang membuat Hanum menerima Gertrud bagaimanapun dia, adalah kata-kata Fatima Pasha dulu. Kiprah Hanum di Eropa ini adalah menjadi agen muslimah yang baik, melakukan yang terbaik yang dapat dilakukan, tunjukkan bahwa muslim bisa bersaing melalui karya dengan orang-orang di sana. Itu yang akan membuat sedikit demi sedikit orang lokal mengubah pikiran mereka tentang Islam, yang tak lelah digerus sentimen negatif media Barat.

Tantangan paling berat bagi Hanum lewat pekerjaannya ini adalah ketika Gertrud memintanya menulis artikel dengan topik; ‘Would the world be better without Islam?’ , ‘akankah dunia lebih baik tanpa Islam?’

Ini bukan masalah redaksi memintanya membuat berita gila. Bukan juga masalah perusahaan ini akan bangkrut. Ini masalah membela keyakinannya. Apakah yang harus Hanum lakukan untuk menjalankan tugasnya ini tanpa memojokkan keyakinannya?

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Tuhan tidak akan membuang waktumu dengan memberimu hasil yang mengulur kegagalan. (hlm. 6)
  2. Keterbatasan membuat orang kreatif. Keterbatasan membuat orang terpecut melakukan apa pun yang dijalani dengan maksimal. Keterbatasan tak ubahnya situasi yang dibuat Tuhan untuk membuat kita lebih berjuang. Jika berhasil melewati keterbatasan itu, buah perjuangan yang kita dapatkan akan lebih berkesan. (hlm. 110)
  3. Setiap muslim yang memulai kehidupannya dengan syahadat berhak menjadi terbaik mengabdikan dirinya pada Islam. Hanya masalah waktu. (hlm. 139)
  4. Manusia boleh mencintai manusia lain, tapi tak boleh melebihi cintanya pada Sang Khalik. (hlm. 180)
  5. Terkadang kita memang tak adil pada hidup kita sendiri. Tatkala tiada pilihan, kita menggerutu. Padahal Tuhan tak memberi pilihan lain karena telah menunjukkan itulah satu-satunya pilihan terbaik bagi hidup kita. (hlm. 184)
  6. Tuhan sudah menulis garis tangan mereka masing-masing. Setiap orang di dunia ini telah dilahirkan menapak jalannya ke surga dengan cara sendiri-sendiri. (hlm. 303)
  7. Usaha dan berupaya sekuat raya, dalam keadaan apa pun, hingga Tuhan melihat kesunguhan itu dan mengulurkan tangan-Nya. Ikhlas terhadap takdir yang telah digariskan Tuhan, setelah usaha yang maksimal. Harapan besar yang kandas, belum tentu sungguh-sungguh kandas. Tuhan tak akan mengandaskan impian hamba-Nya begitu saja. Dia tak akan menaruh kita dalam kesulitan yang tak terperi tanpa menukarnya dengan kemuliaan padaamsa mendatang. (hlm. 307)

Beberapa selipan kalimat sindiran dalam buku ini:

  1. Menghargai apa yang sudah dianggap biasa di negeri orang meski tampak tak pantas buat kita, adalah perjalanan panjang yang menempa diri menjadi pribadi yang gigih untuk selalu toleran. (hlm. 23)
  2. Mengapa banyak masjid belahan dunia barat harus tergusur hanya karena masalah finansial? Tak adakah bala bantuan yang luar biasa dari umatnya yang tersebar di mana-mana, di luar menggalang dan patungan dari jemaahnya yang tak seberapa? (hlm. 77)
  3. Pada akhirnya kecintaan terhadap tanah tumpah darah hanya menjadi seonggok kenangan masa lalu semata, tatkala tanah tumpah darah tak memberi marwah pada masyarakatnya. (hlm. 101)
  4. Media kekinian. Merekah tanpa batas, bahkan tak ada yang berani memprotes jika media memutarbalikkan fakta. Media membuat muslihat tipu daya, yang buruk menjadi mulia, dan yang mulia menjadi buruk rupa. Luar biasa kuatnya opini yang dibentuk media sehingga dapat mempengaruhi perekonomian, perpolitikan, sosial, budaya sebuah bangsa. (hlm. 44)
  5. Media hanya butuh sensasi. Sensasi untuk menjaga eksistensi dan kehidupannya di tengah persaingan keras. (hlm. 44)

Buku ini sudah saya baca dari beberapa bulan yang lalu. Sayangnya belum sempat nulis reviewnya selalu dipinjam teman. Ini pun juga banyak yang antri mau baca. Meski bacanya udah agak lama, mudah-mudahan memori setelah membaca buku ini tidak lupa untuk dituangkan via review.

Ada banyak sekali yang dikupas dalam buku. Jika di buku 99 Cahaya di langit Eropa akan menumukan sisi lain Islam di beberapa negara Eropa, di buku ini kita akan melihat Islam di Amerika baik dari segi pro dan kontra pasca tragedi 11 September 2001.

Yup, adegan dibuka dengan setting tanggal tersebut. Kemudian nantinya kita akan membaca kisah balik di balik tragedi tersebut lewat beberapa tokoh yang merasakan imbasnya.

Banyak pengetahuan yang bisa kita dapatkan dari buku ini, diantaranya:

  1. Asal muasal Amerika yang uwow saya baru tahu pas baca halaman 132-134. Sebuah prasasti yang ditulis di China pada akhir abad ke-12 mengatakan bahwa musafir-musafir muslim dari tanah China, Eropa dan Afrika telah berlayar jauh sampai ke benua ini. Tiga ratus tahun sebelum Columbus.
  2. Tentang Thomas Jefferson. Di halaman 145 disebutkan jika dia memiliki Al-quran. Jefferson juga mahir berbahasa Arab. Di halaman 171 dijabarkan tentang tulisan relief di sisi patung Thomas Jefferson yang kalimat-kalimatnya sekilas mirip dengan nama-nama indah yang terangkum dalam 99 Asmaul Husna. Juga di halaman 209 yang menyebutkan jika Obama menjadikan presiden ketiga negara Amerika itu sebagai insprasinya dalam mempersilakan para tamu negaranya dari Timur Tengah untuk berbuka puasa di Gedung Putih. Karena Jefferson tahu, orang-orang muslim itu tulus. Saat Amerika mendeklarasikan kemerdekaan dari Inggris Raya, justru Sultan Maroko-lah, raja kesultanan muslim, yang pertama kali mengakui kedaulatan Amerika Serikat. Padahal sekutunya di Eropa masih bimbang.

Sebenarnya masih banyak lagi pengetahuan yang bisa kita dapatkan dari buku ini. Baca sendiri, ntar malah spoiler, hehehe… Yang disayangkan cuma satu karena para tokohnya adalah fiksi. Coba mereka ada nyata, saya ampe iseng banget googling nama-nama mereka. Seperti halnya yang saya lakukan dengan penjabaran tempat-tempat yang dideskripsikan dalam buku ini. Nggak sabar nunggu versi filmnya, semoga sesukses buku sebelumnya! ;)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 742

Trending Articles


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.


UPDATE SC IDOL: TWO BECOME ONE


KASAMBAHAY BILL IN THE HOUSE


Girasoles para colorear


Presence Quotes – Positive Quotes


EASY COME, EASY GO


Love with Heart Breaking Quotes


Re:Mutton Pies (lleechef)


Ka longiing longsem kaba skhem bad kaba khlain ka pynlong kein ia ka...


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


FORTUITOUS EVENT


Pokemon para colorear


Sapos para colorear


Smile Quotes


Letting Go Quotes


Love Song lyrics that marks your Heart


RE: Mutton Pies (frankie241)


Hato lada ym dei namar ka jingpyrshah jong U JJM Nichols Roy (Bah Joy) ngin...


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes