
Judul: Coba Tunjuk Satu Bintang
Penulis: Sefryana Khairil
Penerbit: Gagas media
ISBN: 978-979-780-647-7
tahun terbit: 2013
Jumlah halaman: 210 hlm
Adakah Tuhan sedang memberi jeda untuk kita atau memang tak ada nama kita dalam takdir-Nya?
Menjalani hari bersamamu begitu menyenangkan. Tidak ada yang lebih daripada dirimu yang aku inginkan. Kita tenggelam dalam riuhnya impian, hingga baru tersadar setibanya di persimpangan. Aku dan kamu berbeda tujuan.
Namun, kita sama-sama ragu apakah perpisahan yang benar-benar kita inginkan. Kita memutar arah, berusaha kembali dari sudut yang berseberangan.
Mungkin kita bisa bertemu kembali di ujung jalan yang sama. Mungkin kita bisa merajut kembali mimpi yang tertunda.
Kalau saja belum ada dia...
**
Dio dan Marsya adalah sepasang kekasih yang sama-sama mencintai astronomi, mereka mengetahui banyak soal bintang dan berencana akan melabuhkan hubungan mereka ke pelaminan. Sayangnya, Dio terpaksa pergi ke Hamburg dan membatalkan rencana pernikahannya dengan Marsya demi dianggap oleh keluarganya. Sementara itu, Marsya terpaksa menerimanya dengan lapang dada dan terus menunggu Dio. Hanya saja, ketika beban di hati Masrya sudah menumpuk, Andro datang dalam hidupnya. Sahabat lamanya itu memberikannya sebuah kenyamanan yang sudah lama dirindukannya dari Dio.
"Cinta itu bagi Dio adalah Marsya."
Dio sadar jika apa yang selama ini dikerja tak lain hanyalah sebuah angan yang sia-sia. Dio pun memilih untuk mengistirahatkan pikriannya sejenak dengan pulang ke Indonesia, menemui Marsya. Namun sayangnya, ada seorang pemuda yang sudah berada di samping gadis itu. Jadi, apakah yang akan terjadi selanjutnya? Bagaimana mozaik-mozaik kisah cinta mereka? Akankah berakhir terang seperti bintang-bintang yang ada di langit? Selamat menikmati ceritanya. ^^
"Sekali Sagitta tidak mempunyai bintang yang cerah.
Namun, aku mampu menjadi Promotheus yang rela mengorbankan diri.
Demi secercah cahaya abadi.
Untukmu, pada satu bintang." ― Hal. 79
Covernya bagus, salah satu ciri khas Gagas, nih! Tapi sayangnya, saya rasa sampulnya hanya menggambarkan kata "Hamburg" yang bahkan sedikit sekali ada dalam cerita, ya? Tapi tetap, sinopsis pada sampul belakangnya manis sekali. Saya rasa itu puisi. Cantik!
Di sini, pengarang menempatkan dirinya pada sudut pandang orang ketiga, yaitu Marsya. Saya suka sekali sama karakter Andro dan benci sekali sama karakter Marsya. Si Andro itu baik banget, bisa sebegitunya sama Marsya yang jelas-jelas ya begitulah. Kalau aja ada karakter Andro di dunia nyata, tolong kirimkan saya satu, ya. Terus, buat karakter Marsya kayaknya saya tidak pernah mengharapkan anda ada di dunia nyata, kok. Hehehe. Tapi, justru karakter itulah yang membuat cerita ini masih terus berjalan. Jadi, yaa... saya juga harus mengucapkan terimakaish pada karakter Marsya.
"Hanya dalam diam aku berdoa, kuasa-Nya menepikan penjelajahanmui di sisiku. Dalam waktu yang aku tak pernah tahu." ― Hal 85
Saya tidak menemukan adanya typo satu pun (wah, hebat!). Tapi ada satu kalimat yang tidak saya mengerti, yaitu:
"... Sekarang sudah pukul satu sebelas lewat!" ― Hal. 31
Mungkin maksudnya adalah, "pukul satu lewat sebelas menit." kali, ya?
Kelebihan novel ini adalah kita jadi bisa lebih tahu lebih banyak tentang bintang. Keren banget, ya, risetnya! Terus, kita juga tahu tempat-tempat keren, kayak pas mereka lagi diving.
"Terkadang cinta harus saling melepaskan agar bisa saling menemukan." ― Hal 203
Ini adalah novel pertama Sefryana Khairil pertama yang saya baca. Coba Tunjuk Satu Bintang. Terimakasih atas seduhan indahnya, Sefryana. Semoga saya bisa membaca karya-karyamu yang lain, ya. :')