Quantcast
Channel: Resensi Terbaru
Viewing all articles
Browse latest Browse all 742

Pertemuan Jingga

$
0
0
Pertemuan Jingga

Buktikan minimal pada dirimu sendiri, kamu nggak salah memilih cita-cita. (hlm. 201)

 

ANTHEA. Pekerjaan pertamanya adalah pekerjaan yang ia banggakan, sebagai arsitek junior. Sesuai dengan jurusan yang ia ambil selama kuliah. Ternyata takdir berkata lain. Ia dipindahtugaskan dan bukan lagi sebagai arsitek. Kebanggaannya lenyap. Pengalamannya belum cukup dijadikan bekal untuk melamar pekerjaan sebagai arsitek di konsultan desain lain. Dia sangat sadar, saat ini sulit mencari pekerjaan, terutama di Jakarta. Seharusnya Anthea bangga karena bos memilihnya dirasa pantas dan layak diberi kepercayaan untuk memegang suatu jabatan lain. Masalahnya bukan itu, tetapi ini tentang harapannya yang hancur, mimpinya meniti karir menjadi arsitek profesional kembali harus terempas. Tetapi di sisi lain Anthea tahu, betapa berat persaingan mendapatkan pekerjaan yang sesuai impiannya di luar sana. Jika menerima pekerjaan ini, dia harus siap beradaptasi dengan tugas, lokasi, dan cara bekerja baru yang benar-benar berbeda dengan selama ini dia kerjakan. Tapi, jika menolak, dia harus siap jadi pengangguran.

BASTIAN. Kulitnya kecoklatan terbakar sinar matahari. Alisnya yang tebal membuat matanya semakin terlihat tajam. Garis rahangnya mempertegas kesan maskulin di wajahnya. Insinyur pertanian ini memang digambarkan sebagai sosok yang rupawan, tak seperti pada umumnya pemuda di lahan pertanian yang menjadi tempat kerja baru bagi Anthea.

Andai dihadapkan pada buah simalakama, manakah yang akan kaupilih? (hlm. 8)

“Aku capek-capek kuliah arsitektur bukan untuk terdampar di pertanian cabai.” (hlm. 9)

Jaman sekarang konon katanya susah sekali mencari pekerjaan, apalagi yang pas dengan hati. Pilih pekerjaan memang kayak pilih jodoh. Mau asal comot tapi gampang dapet, atau agak lama tapi sesuai keinginan. Saya pernah mengalami dilema tentang pekerjaan. Jadi, setelah saya lulus dan langsung pulang kampung, saya tahu banget resiko yang akan dihadapi. Susah mendapatkan pekerjaan sesuai yang ilmu kita dapatkan saat kuliah. Jadilah selama beberapa bulan, saya malah nggak melamar kerja apa-apa, malah ‘balas dendam’ baca puluhan buku dan ratusan film setelah masa kuliah selesai. Justru saudara dan tetangga yang gemas akan sikap saya ini, udah jauh-jauh kuliah malah menganggur, begitu katanya. Disuruh cari kerja, apa aja yang penting kerja. Dih, saya mah ogah yang penting kerja tapi nggak pake hati. Padahal di rumah pun saya nggak menganggur sih; baca buku dapet buntelan buku bejibun, pernah jual rambutan sepohon laku diborong sampe ratusan ribu, jual kakao/ biji coklat dan alpukat juga sampe belasan kilo hampir tiap minggu, dapet orderan ribuan souvenir buat nikahan saudara dan masih banyak lagi. Saya mah seneng-seneng aja, orang lain yang malah rempong dan nyinyir. Iya, jujur saya akui setelah bertahun-tahun berkutat dengan belajar dan belajar dari jaman bangku TK sampai kuliah ya bosen juga belajar. Jadi, jeda beberapa bulan itu memang saya habiskan untuk bersenang-senang. Barulah setahun kemudian melamar pekerjaan di perpustakaan perguruan tinggi dan diterima. Setahun kemudian, saya pindah ke perpustakaan sekolah negeri sampai sekarang sudah memasuki tahun keempat. Dan, alhamdulillah terbukti, bekerja sesuai pilihan hati memang lebih nyaman. Karena bagi saya, bekerja itu passion, bukan fashion. #MalahCurhat

Begitu juga dengan Anthea tokoh utama dalam novel ini. Impiannya adalah menjadi arsitek. Keadaanlah yang menentukannya untuk memilih pekerjaan lain di luar bidang bahkan kemampuan yang dimilikinya selama ini. Bekerja sesuai bidang aja terkadang banyak kita temui kerikil-kerikil kehidupan, apalagi bekerja di bidang yang bukan kita kuasai. Harus ekstra sabar dan ekstra kuat mental. Apakah Anthea akan bertahan atau menyerah?!?

Banyak kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Saat semua harus dimulai dari awal lagi. Di sini, sebuah keyakinan diuji. (hlm. 13)
  2. Sisi gelap itu ada. Di setiap hati manusia aka muncul di saat genting. Saat rasa percaya perlahan memudar. (hlm. 44)
  3. Kalau mau maju, seharusnya tidak menjadikannya sebagai alasan tiap kali melakukan kesalahan. (hlm. 57)
  4. Lebih baik berhadapan langsung dengan orang yang mengkhianatimu. Karena ditusuk dari belakang, sakitnya bukan main. (hlm. 63)
  5. Mitos dipercaya sebagai sebuah kebenaran. Sanggup menggoyak keimanan, kecuali bagi orang-orang yang teguh. (hlm. 84)
  6. Berhenti sejenak. Berjalanlah ke tempat lain. Buka hati dan pikiran. Lihat, apa yang akan kautemukan kemudian. (hlm. 94)
  7. Hati selalu punya cara sendiri untuk melenyapkan segala prasangka. (hlm. 110)
  8. Jangan lengah. Semayamkan iman. Di sudut hatimu terdalam agar tidak tergoyahkan. (hlm. 125)
  9. Harapan akan selalu ada. Bagai setetes embun di padang gersang. Menawarkan kesejukan dan kedamaian. (hlm. 173)
  10. Masih muda memang seharusnya mencari pengalaman sebanyak-banyaknya. (hlm. 178)
  11. Pahlawan tidak diciptakan. Pahlawan muncul dengan sendirinya. Dari hati yang paling tulus. (hlm. 183)
  12. Selalu ada penjelasan atas setiap kejadian. Bagi orang yang percaya adanya kebesaran Tuhan. (hlm. 199)
  13. Jangan bicara sembarangan. Tak perlu ada pesan terakhir karena selalu ada kesempatan bagi kita untuk bertemu lagi suatu saat nanti. (hlm. 231)
  14. Tak ada yang bisa menolak takdir. Pada saat dua insan dipertemukan kembali. (hlm. 238)

Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Sangat sulit mencari pekerjaan. (hm. 4)
  2. Betapa beratnya persaingan mendapatkan pekerjaan yang sesuai impian. (hlm. 6)
  3. Andai dihadapkan pada buah simalakama, manakah yang akan kau pilih? (hlm. 8)
  4. Bos harus lebih nyaman daripada anak buah. (hlm. 23)
  5. Jangan mengeluh terus. (hlm. 25)
  6. Hanya manusia-manusia tangguh yang mampu bertahan? (hlm. 37)
  7. Perempuan kasar dan kuat juga ada. (hlm. 37)
  8. Jangan biasakan menyalahkan orang lain saat terjadi suatu bencana. (hlm. 48)
  9. Betapa sulitnya menjadi bos. (hlm. 56)
  10. Tolong bedakan antara menarik perhatian dengan menarik minat. (hlm. 64)
  11. Pacaran itu lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sebaiknya menghindari keadaan saling mengikat hati atau berdekatan secara fisik. (hlm. 95)
  12. Jangan ragu mengakui perasaanmu. (hlm. 96)
  13. Masih nggak kapok nuduh sembarangan? (hlm. 107)
  14. Jangan main hati. (hlm. 107)
  15. Kita perlu berhati-hati. Jangan menyerahkan seluruh hati kita kepada laki-laki. (hlm. 107)
  16. Mana bisa hantu mencuri jiwa manusia. (hlm. 127)
  17. Hati-hati lho. Cinta dan benci itu bedanya tipis banget. (hlm. 134)
  18. Memangnya kamu cuma mau mengerjakan pekerjaan yang kamu sukai? (hlm. 181)
  19. Hidup manusia tidak seimbang tanpa tanaman. (hlm. 246)
  20. Laki-laki baik tidak akan mencundangi perempuan yang disukainya dengan status tidak jelas. (hlm. 248)

Novel ini tidak hanya mengupas masalah PASSION, tapi juga membahas kehidupan di lahan pertanian; bagaimana menghadapi penduduk setempat, dilematis memilih pekerja yang layak sementara semua orang butuh bekerja, hubungan pertemanan dan rekan kerja, serta juga keamanan hidup di sebuah lahan pertanian yang masih jarang terjamah manusia.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 742

Trending Articles


Vimeo 10.7.1 by Vimeo.com, Inc.


UPDATE SC IDOL: TWO BECOME ONE


KASAMBAHAY BILL IN THE HOUSE


Girasoles para colorear


Presence Quotes – Positive Quotes


EASY COME, EASY GO


Love with Heart Breaking Quotes


Re:Mutton Pies (lleechef)


Ka longiing longsem kaba skhem bad kaba khlain ka pynlong kein ia ka...


Vimeo 10.7.0 by Vimeo.com, Inc.


FORECLOSURE OF REAL ESTATE MORTGAGE


FORTUITOUS EVENT


Pokemon para colorear


Sapos para colorear


Smile Quotes


Letting Go Quotes


Love Song lyrics that marks your Heart


RE: Mutton Pies (frankie241)


Hato lada ym dei namar ka jingpyrshah jong U JJM Nichols Roy (Bah Joy) ngin...


Long Distance Relationship Tagalog Love Quotes