
Jalanin aja sisa SMA dengan ceria. (hlm. 187)
SID. Menjadi anak seorang aktris tidak menyenangkan. Mama hampir tidak pernah ada di rumah. Ini seperti kutukan baginya. Mamanya yang canti, dan kenyataannya masih berstatus janda, selalu saja membuat semua laki-laki jatuh cinta. Sid lah yang selama ini selalu berusaha melindungi sang Mama.
LANDO. Sebenarnya dia sudah muak dengan kehidupannya. Pernah suatu saat, setelah ibunya pergi, dia berniat bunuh diri. Tapi, beberapa teman menolongnya sehingga dia terhindar dari niat bodohnya. Setelah itu, hidup menjadi lebih buruk bagi Lando kecil karena ayahnya menjadi kasar dan ringan tangan. Lando menjadi sasaran setiap kali ayahnya dipecat dari pekerjaan. Lando akhirnya menjadi pemuda yang kasar dan tidak pernah pulang ke rumah untuk menghindari ayahnya.
COKIE. Playboy kelas kakap. Hampir semua cewek meleleh dengan tatapannya. Ganti pacar bak ganti baju, bisa tiap hari. Dan rata-rata semuanya remaja di bawah umurnya.
RAMA. Dia adalah siswa yang memiliki keberuntungan beruntun. Kaya dan pintar, baik hati pula. Sering menjadi malaikat di antara teman-temannya. Dia juga putra pemilik yayasan tempatnya bersekolah. Hidupnya bisa dikatakan hampir sempurna.
Mereka mencintai bola dengan sepenuh hati dan rela melakukan apa pun deminya. Sejak SMP mereka aktif mengikuti eskul dan selalu memenangi pertandingan.
Tapi, semua itu hancur ketika mereka masuk SMA elite Athens. Sekolah itu ternyata tidak memiliki eskul bola. Hal ini tentu sangat memukul merek berempat. Sekolah itu bahkan tidak mengizinkan siapa pun bermain bola di halaman sekolah. Dan, satu-satunya yang bertanggung jawab atas keganjilan ini adalah Gozali, guru olahraga mereka.
Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:
- If you don’t wont to, then you don’t have to. (hlm. 45)
- Ayo kita songsong masa depan yang cerah. (hlm. 80)
- Gue nggak akan ninggalin temen hanya karena kita berbeda. (hlm. 117)
- Untuk jadi pintar, lo harus berusaha. (hlm. 129)
- Laki-laki memegang janjinya. (hlm. 209)
Banyak selipan sindiran halusnya:
- Kenapa sih sekolah bisa membosankan begini. (hlm. 2)
- Memangnya kenapa sih kalau kalian tidak datang terlambat sekali saja? (hlm. 4)
- Terlambat setiap hari bukan kesalahan? (hlm. 18)
- Jadi mana transparansi antara guru dan murid? (hlm. 26)
- Lo pasti nggak bakal bawa payung. Lo kan cowok sejati. (hlm. 29)
- Cewek nggak suka yang imut buat pacar mereka. Mereka lebih suka yang misterius. Lebih menantang. (hlm. 31)
- Pasti ada kutukan di setiap pelajaran. (hlm. 66)
- Masih muda begini nggak perlu serius. (hlm. 106)
- Lo pikir cuma cowok doang yang bisa mainin cewek? (hlm. 107)
- Enak juga jadi aset sekolah. Mau ngapain juga nggak bakal dikeluarin. (hlm. 121)
- Nggak bisa ngerjain satu nomor aja dunia nggak berakhir kan? (hlm. 128)
- Cowok emang aneh. (hlm. 190)
Uwowwww..suka banget ama kisah High School Paradise ini. Tentang empat cowok pintar yang tiap hari selalu sengaja datang terlambat sebagai bentuk protes mereka karena sekolah tidak memperbolehkan mereka mendirikan eskul bola. Kebayang kan sekolah tanpa ada eskul bola?
“Tidak ada eskul bola! Memangnya kalau ada kalian tidak akan terlambat lagi? Kalian tetap tidak bisa berlatih karena belajar! (hlm. 20)
Dari semua tokoh yang ada, paling suka ama Sid. Unyuuuuu…pake banget. Apalagi ngebayangin Sid yang gondrong, pirang, dan dijepit. Teman-temannya kerap menjulukinya sebagai cowok imut. Berkebalikan dengan Julia yang galak. Jadilah mereka berdua suka berantem nggak jelas, meributkan hal-hal yang kecil. Ngakak tiap baca adegan mereka berdua, terutama di halaman 38, 60, 88, 103, 177, dan 211. Cowok imut vs cewek bego, begitulah sebutaan bagi mereka berdua x)
Sebenarnya hal yang agak mengganjal cuma satu, masak tiap hari mereka telat nggak pernah dapet poin apalagi sampai dua tahun? Meski Rama merupakan keponakan kepala sekolah, apa tidak menimbulkan kesenjangan sosial di mata murid lain?
Terlepas dari itu, suka banget murid-murid unyu macam Sid, Rama, Lando dan Cokie ini. Meski tengil, mereka adalah anak-anak pintar. Buktinya tiap pulang sekolah pasti belajar bareng dan membuktikan mereka masuk Kelas Khusus yang isinya anak-anak pintar.
Mereka seperti murid-murid unyu pada umumnya, di sekolah boleh tengil tapi di sisi lain punya kehidupan dan permasalahan masing-masing.