Quantcast
Channel: Resensi Terbaru
Viewing all 742 articles
Browse latest View live

Perfect Valentine

$
0
0
TeenLit : Perfect Valentine

Jarak terjauh antara dua manusia adalah saat aku berada di dekatmu, tapi kamu tak tahu aku mencintaimu… (hlm. 151)

 

Hampir semua cewek yang dikenal Echa gemar memuji Evan. Kata mereka Evan sopan, menyenangkan diajak ngobrol, dan baik. Tapi entah kenapa, Echa sama sekali tidak bisa melihat sisi yang dipuji teman-temannya itu. Baginya, Evan hanya sosok yang luar biasa nyebelin.

Kebencian Echan pada Evan bukan tanpa alasan. Evan selalu cari gara-gara. Salah satunya, paling tidak disukai Echa, Evan seenaknya memanggilnya ‘pendek’. Echa sadar dia memang bertubuh mungil, tapi tidak perlu kan Evan memanggilnya dengan sebutan ‘pendek’? Toh banyak juga cewek yang lebih pendek daripada Echa. Padahal ia tidak pernah melakukan kesalahan apa pun pada Evan. Tapi entahlah, sepertinya Evan punya dendam padanya sehingga terus-terusan mengganggunya.

Evan kira menggoda Echa adalah ide bagus untuk membuat cewek itu selalu mengingatnya. Siapa tahu dengan begitu Echa jadi punya perasaan tertentu padanya? Tapi kalau sekarang dipikir-pikir kembali, sepertinya ide itu konyol.

“Dengan strategi lo itu, Echa memang nggak bakal ngelupain lo. Tiap malam pun mungkin dia mikirin lo, tapi mikirin gimana caranya bisa nimpuk dan ngubur lo dalam-dalam di tanah supaya lo nggak bisa nggangguin dia lagi.” (hlm. 28)

Membaca novel ini mengingatkan murid-murid unyu di sekolah. Kisah Echa dan Evan yang benci tapi cinta, salah satunya dengan memanggil dengan sebutan ‘pendek’ atau sebutan lainnya yang biasanya bukan untuk umum. Suka berantem bagai kucing dan tikus yang nggak pernah akur tapi malah satu lokasi melulu; satu kelas, bahkan satu kelompok jika tugas. Di halaman 167, pura-pura baca buku pas disamperin cowok gegara grogi, gyahahaha…. :D

Evan tipikal cowok-cowok idaman para cewek berseragam putih abu-abu; juara kelas, anak basket, cakep pula, kurang sempurna apa coba?

Cerita-cerita khas ababil banget, unyu-unyu gitu. Meski begitu, ada pesan moral yang diselipkan penulisnya lewat tokoh Ronald, adik Echa yang tunarungu. Kita tidak boleh malu memiliki saudara yang memiliki keterbatasan, bukannya dijauhi tapi harus justru dirangkul ;)

Beberapa kalimat sindiran halus dalam buku ini:

  1. Dasar temen nggak setia! Giliran mau ketemu cewek, sohib langsung ditinggal. (hlm. 23)
  2. Benci jadi cinta cuma ada di film dan novel. (hlm. 29)
  3. Ini kan kerja kelompok, jadi harus ada diskusi dong. Jangan seenaknya aja nentuin topik. (hlm. 35)
  4. Kalau deketin cewek, pakai cara yang biasa aja. Deketin dengan promosiin semua kebaikan lo. (hlm. 43)
  5. Dasar cupu! Masa cuma gara-gara cewek aja lo sampai kayak gini! (hlm. 44)
  6. Orang hebat nggak perlu latihan. (hlm. 53)
  7. Lo ngejer cewek aja pakai stategi segala. (hlm. 96)
  8. Jadi lo kalah lagi? Tegas dikit dong jadi orang. (hlm. 156)
  9. Kalau nggak suka, ya bilang aja nggak suka. (hlm. 157)
  10. Nggak ada cewek yang suka dipermainkan. (hlm. 184)

THE GIVER: DUNIA TANPA KEJUTAN

$
0
0
Sang Pemberi : The Giver
Bayangkan jika kau hidup di dunia yang segala sesuatunya serba teratur, terkendali, terduga dan tentunya terencana. Bayangkanlah hidup di mana keluargamu sudah ditentukan, kegiatanmu sudah ditentukan, pekerjaanmu sudah ditentukan, kehidupanmu sejak lahir sudah ditentukan, bahkan umurmu juga sudah ditentukan. Orang tuamu sudah dipilihkan, pasanganmu juga akan dipilihkan dan anak-anakmu juga akan dipilihkan. Bahkan kata-kata yang kau gunakan saat berbicara juga harus diatur. 
 
Jonas hidup dalam komunitas yang damai dan tanpa warna, tanpa emosi berlebihan dan juga tanpa mengenal apa itu rasa sakit. Hal-hal negatif tidak diperkenankan dalam komunitas Jonas. Menjelang usianya yang akan mencapai 12, komunitas Jonas mulai menentukan penugasan bagi setiap anak yang akan menjadi latihan untuk pekerjaan mereka saat dewasa kelak. 
 
Tapi Jonas tidak mendapatkan penugasan seperti anak-anak lain, karena para tetua dalam komunitas telah memilih Jonas untuk menjadi si penerima ingatan. Penerima ingatan adalah tugas terhormat yang hanya diemban seorang anak nyaris seumur hidup mereka, karena Jonas akan mendapatkan semua ingatan tentang masa lalu yang berisi banyak pengetahuan untuk menambah kearifan. Termasuk ingatan-ingatan yang menyakitkan dan mengerikan yang tidak pernah ada dalam hidup Jonas yang teratur dan tenang.  
 
Dan saat Jonas menjadi penerima ingatan, ia menjadi tahu mengenai hal-hal mengerikan yang sesungguhnya terjadi dalam komunitasnya yang damai. Karena ingatan telah membuat Jonas mengetahui apa yang sesungguhnya benar dan apa yang tidak. 

What I thought about my first impression of the story:
 
World building yang menarik. Bagi saya saat membaca sebuah novel bergenre Dystopia yang paling saya lihat adalah world building dystopianya. Penulis sukses menggambarkan dunia dystopia dalam komunitas tempat Jonas hidup seperti utopia. Karena saya juga merasa betapa teraturnya hidup para warga dalam komunitas. Seperti setiap umur anak-anak bertambah, maka akan ada upacara perayaan secara bersama-sama (tidak mengenal acara ulang tahun secara individu), misal umur 9 tahun, setiap anak dalam komunitas akan menerima sepeda dan boleh menaiki sepeda. Dan sebelum mereka menjadi sembilan, mereka dilarang untuk memiliki dan naik sepeda. 
 
Saat ada masyarakat komunitas yang membuat orang lain dalam komunitas kurang nyaman, mereka harus mengucapkan maaf dan sebaliknya orang yang telah dibuat kurang nyaman, harus menjawab mereka dengan berkata menerima permintaan maafnya. 
 
Kalau dipikir-pikir, dunia dystopia dalam The Giver itu tidak buruk sih, karena kita tidak perlu pusing sama kehidupan kita secara segala sesuatunya sudah direncanakan sama pemerintah. Tidak usah mikir urusan jodoh dan karir, secara jodoh sudah dicarikan sama pemerintah dan karir sudah ditentukan sesuai bakat dan minat seseorang dan setiap orang tidak perlu khawatir kalau merasa dirinya berbeda, karena semuanya dibuat sama, seperti baju yang seragam, gaya rambut yang sama, dll. Bahkan urusan makanan juga sudah diatur karena sepertinya masyarakat dalam komunitas tidak perlu memasak karena sudah ada orang-orang yang berprofesi koki yang akan memasak untuk masyarakat dan setiap hari makanan-makanan ini akan dikirim ke setiap unit keluarga seperti catering dan selesai makan, piring-piring kotor juga sudah ada yang mengambil, jadi tidak perlu repot cuci piring juga. 
 
Dalam hal setting dunia tanpa cinta ini, sedikit mengingatkan saya sama Delirium-nya Lauren Oliver, walau dalam Delirium lebih menekankan dunia tanpa emosi dan romance
 
Morale of the story:
 
Kalau untuk urusan pesan yang ingin disampaikan dalam cerita sih jelas banget, yaitu berani untuk tampil beda dan bahwa perbedaan itu indah. Saya suka akan catatan penulis mengenai asal mula dia mendapatkan ide untuk menulis The Giver. Terkadang untuk melindungi diri, manusia lebih memilih hidup dalam kelompoknya sendiri dan enggan membaur karena takut tidak nyaman, istilahnya eksklusif deh. Padahal dengan membuka diri justru lebih banyak yang bisa dilihat dan diketahui. 
 
Saya tidak akan membahas karakter, karena memang saya merasa penekanan penulis dalam The Giver lebih ke setting dan cerita itu sendiri bukan karakter. Untuk masalah ending yang masih menggantung, saya justru suka karena menurut saya penulis membuat open ending yang membebaskan para pembacanya untuk mengambil kesimpulan masing-masing. 
 
Dari kata pengantar penulis di awal bahwa buku ini sempat dianggap kontroversial karena premisnya yang mirip doktrin satu agama. Setelah saya baca, saya paham mengapa banyak yang beranggapan begitu walau saya pribadi tidak menganggapnya begitu. Apel dalam buku ini seperti menjadi perantara menuju ingatan yang baik dan buruk. 
 
Terjemahan dan sampul
 
Untuk terjemahan sendiri, saya tidak ada keluhan karena terjemahan cukup baik dan ada sedikit typo tapi hanya sedikit jadi tidak sampai menggangu. Angkat jempol untuk penerjemah dan tentu saja editornya, Mbak Uci yang seperti biasa selalu membuat buku-buku terjemahan jadi nyaman dibaca. 
 
Untuk desain sampul, saya juga suka karena sangat mencerminkan isi buku, mulai dari apel dan warna-warninya. 
 
THE MOVIE
 
 
Cast: Brenton Thwaites (Jonas), Jeff Bridges (The Giver), Meryl Streep (Chief Elder), Odeya Rush (Fiona), Cameron Monaghan (Asher)
Sutradara: WIlliam Eubank
 
Saya langsung masuk penilaian saya mengenai film The Giver. Bila film Insurgent banyak perubahan yang cukup drastis antara buku dan film, maka The Giver perubahannya bukan drastis lagi tapi radikal. Saya menonton film The Giver di DVD, karena banyak teman saya yang berkata filmnya kurang bagus jadi saya putuskan cukup nonton di DVD saja, hehehe.
 
Setelah menyaksikannya sendiri, saya paham sih mengapa teman saya (yang bukan pembaca bukunya) mengatakan filmnya kurang bagus. Kalau menurut saya inilah beberapa alasannya:
  1. Aslinya The Giver itu buku middle grade karena tokohnya baru akan masuk usia remaja (12), sedangkan versi film tampaknya diperuntukkan untuk remaja menuju dewasa yang usia tokohnya menjadi 17-18 berarti Hollywood pasti akan menambahkan bumbu romantis ala film-film YA macam Twilight. 
  2. Masih di seputar masalah romantis. Di buku, tidak ada kisah romantis sama sekali, memang Jonas tampaknya ada perasaan terhadap Fiona, tapi masih hanya sebatas teman baik dan kemunculan Fiona di buku sangat minor lebih sebagai pemanis. Sementara di film, yah Fiona ini kemunculan cukup sering dan sebagai love interest sang pemeran utama. 
  3. Film mengubah genrenya menjadi sci-fi thriller, dengan pace yang cepat. Untuk penonton yang bukan pembaca buku, menurut saya cerita di film ini cukup membingungkan. Dengan tone awal yang hitam putih untuk menggambarkan dunia tanpa warna, lalu setelah bincang-bincang dengan sang Pemberi, filmnya menjadi lebih berwarna walau masih gelap. Seharusnya film tidak perlu diubah menjadi sci-fi thriller, karena menurut saya The Giver seharusnya lebih ke drama yang awalnya justru harus berjalan lambat guna mendapatkan feel dari dunia Jonas yang serba teratur dan terkendali. 
  4. Saya merasa karakter Jonas di film kok jadi menyebalkan dan emosian yah. Sementara di buku Jonas itu boleh terbilang cukup dewasa dan terkendali secara emosi dan sikap untuk anak berumur 12 tahun. 
  5. Di film, ada karakter Chief Elder yang diperankan oleh Meryl Streep yang bertindak menjadi antagonis atau villain utama. Sedangkan di buku tidak ada karakter Chief Elder ataupun karakter yang benar-benar berperan sebagai villain. Antagonis di buku itu yah sistem serba teratur dan terkendali dalam komunitasnya Jonas dan Jonas berusaha untuk keluar dari sistem atau komunitas tersebut karena itu salah satu cara dia melawan atau memberontak. Di film juga begitu tapi entah meski endingnya sama tapi saya merasakannya berbeda. 

Kesimpulan, filmnya gagal mengeksekusi pesan yang ingin disampakan di buku (IMO) karena saya lebih menangkap romansa dalam film, so this just another teen movie, and not the good ones either, because it have poor execution. Sayang banget padahal ada Meryl Streep dan Jeff Bridges tapi mereka pun tidak bisa membantu. Buat yang tidak baca bukunya, akan bertanya-tanya, "Ini film tentang apa sih?"

693 Km, Jejak Gerilya Sudirman

$
0
0
693 KM Jejak Gerilya Jenderal Sudirman

Buku ini adalah novelisasi jejak sejarah Panglima Besar Jenderal Sudirman ketika ia bersama pasukannya bergerilya sepanjang 693 km selama 7 bulan untuk menyerang pos-pos pertahanan Belanda. Setting Novel ini dimulai di lapangan Andir - Bandung  ketika Jenderal Spoor yang pada tanggal 18 Desember 1948 memulai operasi yang diberi nama Operasi Burung Gagak dengan target merebut kembali Yogyakarta (Ibukota Republik Indonesia saat itu), menghancurkan Tentara Nasional Indonesia yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur dalam satu pukulan, serta  menangkap Sukarno berserta pengikut-pengikutnya.

Menghadapi serangan dari Belanda, Sudirman tidak menyerah begitu saja, walau dalam keadaan sakit dan baru saja pulang dari Panti Rapih ia memilih untuk terjun langsung mengangkat senjata. Tekadnya sudah bulat sehingga ketika ia dipanggil ke Gedung Agung oleh Presiden Sukarno ia menyampaikan tekadnya dan berharap Presiden pun ikut bersamanya untuk mengangkat senjata.
 

"Ini kesempatan untuk mengajak Sukarno dan Bung Hatta mengangkat senjata seperti yang mereka janjikan dulu, pikir Sudirman. Belanda sudah melakukan agresi militer untuk kali kedua. Indonesia harus mempertahankan kemerdekaan juga dengan kekuatan militer" 
(hlm.65)

Namun apa yang diharapkan Sudriman tidak menjadi kenyataan. Sudirman kekecewa terhadap pilihan Sukarno-Hatta yang memilih jalan diplomasi padahal sebelumnya Bung Karno pernah berjanji akan memimpin sendiri perang gerilya jika Belanda menyerang, bahkan janji tersebut dituangkan dalam keputusan resmi Dewan Siasat.

Walau Bung Karno dan bung Hatta memilih jalur diplomasi Sudirman tetap memilih untuk berjuang mengangkat senjata dengan cara gerilya walau saat itu kesehataannya belum pulih benar. Masa-masa gerilya Sudriman berserta pasukannya inilah yang menjadi inti kisah dari novel ini. Dengan penuturan yang mudah dibaca dan mengalir penulis melukiskan suka duka, semangat, dan pergolakan batin Jenderal Sudirman saat bergerilya bersama pasukannya yang setia. Perjuangan yang secara fisik dan emosi begitu melelahkan. Sementara ia bergerilya untuk menyerang pos-pos pertahanan Belanda, Jenderal Sudirman dan pasukannya juga harus terus menghindar dari kejaran pasukan Belanda yang terus menerus memburunya.

Di novel ini penulis mendeskripsikan dengan baik bagaimana beratnya perjalanan gerilya Sudirman bersama pasukannya. Salah satu bagian dari kisah perjalanan gerilya Sudirman yang terkenal dan melekat dalam benak kita hingga kini adalah bagaimana Sudirman yang dalam keadaan sakit harus ditandu untuk melanjutkan perjalanan heroiknya. Walaupun hanya duduk di tandu namun hal itu tetaplah merupakan hal yang sulit dan melelahkan baik bagi Sudirman maupun penandunya yang adalah para sukarelawan, penduduk sipil dari desa-desa yang dilalui Sudirman.



"Sinar matahari yang panas membuat para penandu lebih lelah cepat sehingga beberapa kali mereka harus bergantian. Dengan dua penandu di depan dan dua penandu di belakang sesungguhnya mereka sudah berbagi berat badan Sudirman yang ringkih. Namun, rasa lelah yang menyerang tak mampu mereka hindari, apalagi beberapa di antaranya tidak mengenakan baju sehingga gesekan bambu membuat kulit bahu mereka melepuh. Padahal mereka sudah menggunakan kain gombal sebagai alat."
(hlm 94)

"Di dalam tandu, tubuh Sudirman terhuyung ke kiri, kanan, depan, dan belakang seperti gempa telah mengguncang bumi. Bumi bagi Sudirman kali ini menjadi sangat kecil dan pengap... di dalam tandunya, Sudirman merasa sesak. Tangannya mencengkeram sandaran kursi kuat-kuat agar tubuhnya tidak terjatuh. Ia membutuhkan lebih banyak tenaga di tengah guncangan yang begitu hebat."
(hlm97)

Tidak hanya itu, ketika tandu sulit digunakan di jalananan yang terjal, maka Sudirman pun harus berjalan kaki, dan ketika ia tidak sanggup berjalan kaki maka Sudirman harus digendong oleh pengawal pribadinya yang sudah dianggapnya sebagai saudara sendiri yaitu, Nolly (Tjokpropranollo, 1924-1988) yang kelak menjadi Gubernur DKI Jakarta periode 1977-1982.



(Jenderal Sudirman berserta pasukannya, Tjokropranolo yang mengenakan baju hitam)

Berbagai kisah menarik lainnya dan seru terungkap dalam novel ini seperti bagaimana Sudirman dan pasukannya harus menghindar dari buruan tentara Belanda dengan cara menyamar atau membuat Sudirman palsu lengkap dengan tandunya untuk mengecoh tentara Belanda. Dikisahkan pula bagaimana dalam perjalanan gerilyanya Sudirman menemukan sebuah kenyataan pilu bahwa rakyat bisa terbeli kesetiaannya kepada negaranya karena madat seperti yang terjadi di daerah Pacitan.



"Rakyat di Pacitan dan Ponorogo sudah biasa nyandu. Belanda menggunakan madat untuk menguasai orang-orang tertentu, orang berpengaruh. Para preman yang suka mengganggu masyarakat. Mereka dijadikan antek-antek Belanda dengan madat sebagai pengikatnya....Di sini, rakyat tanpa madat bisa berkhianat...." 
(hlm 270)


Seperti kita ketahui, Sudirman juga tidak pernah lepas dari kerisnya, di novel ini dikisahkan bagaimana ia memperoleh keris dengan cara yang gaib dan bagaimana kerisnya itu atas seizin Allah melindunginya dari serbuan Cocor Merah (pesawat Belanda) yang  memborbadir sebuah desa dimana ia berada. Dalam keadaan terjepit itu Sudirman memerintahkan anak buahnya berdoa dan keajaiban pun terjadi.



(Jenderal Sudirman dan keris yang selalu menyertainya)

"Setelah ia kembali memanjatkan doa dengan mata terpejam, tiba-tiba kerisnya berdiri tegak. Ujungnya menunjuk ke langit. Suara cocor merah yang semula keras, perlahan menjauh, terdengar sayup-sayup, lalu menghilang dan tak terdengar lagisetelah keris roboh di atas tikar dengan ujung yang masih tetap menghadap ke Makkah."

"Sudirman mengucapkan doa untuk meningatkan dirinya agar tidak bersikap riya. bukan dirinya yang mampu mengusir Cocor Merah, bukan pula sebilah keris yang hanya benda mati, melainkan kekuasaan Allah yang memberikan kelebihan pada segala sesuatu yang dikehendakinya." (hlm187-188)

Masih banyak hal-hal menarik yang dapat kita baca sepanjang perjalanan gerilya Jenderal Sudirman beserta anak buahnya. Tidak hanya petualangan, namun kegalauan yang dialami Sudirman selama bergerilya juga terungkap di sini. Yang paling menonjol adalah kekecewaannya terhadap para pejabat sipil yang memilih jalan perundingan yang hasilnya selalu menguntungkan Belanda.



"Kita tidak boleh tertipu lagi dengan politik perundingan" Sudirman berharap ketiga pejabat sipil itu menyampaikan pandangan militer tersebut kepada pejabat sipil lainnya, agar mereka tidak buru-buru menerima tawaran perundingan dari Belanda atau pendukung mereka. "Pemerintah jangan mengabaikan hasil perjuangan tentara dan rakyat di medan perang," kata Sudirman
(hlm 218)

Belanda sudah dibuat sesak napas di medan gerilya. Itu harus menjadi pertimbangan pemimpin negara dalam menghadapi Belanda. Sudirman khawatir, perjuangan gerilya ini akan berakhir di meja perundingan yang membuat Indonesia terpuruk dalam lubang yang sama
(hlm 277)

Di hadapan  para perwira tinggi dalam rapat Sudirman  tidak lagi menutup kekecewaannya kepeda pemerintahan sipil. "Delegasi kita terlalu lemah dalam mengajukan usul-usul. Mereka telah melemahkan arti perjuangan kita selama ini. Mereka tidak percaya pada kekuatan militer sendiri. Lihat saja, dalam persetujuan ini kita disebut sebagai 'segerombolan pengikut senjata'. Kita tidak dianggap sebagai tentara. Hanya gerombolan, seperti preman..."
(hlm 291)

Masih banyak hal-hal menarik dari novel tentang perjalanan gerilya Jenderal Sudirman berserta anak buahnya ini. Novel ini berakhir ketika Sudirman kembali ke Jogya untuk menghadap Bung Karno, di lembar terakhir kita akan melihat bagaimana ia masih menyimpan kekecewaan atas perjuangan diplomasi beserta hasilnya yang dilakukan pejabat sipil. Di sini Sudirman sampai pada titik galaunya dimana terbesit kienginannya untuk mundur dari jabatannya sebagai panglima TNI.



Keputusanku sangat bergantung pada hasil pembicaraan dengan Sukarno dan Mohammad Hatta nanti, atau setelah parade militer berlalu. Apakah akan mundur sebagai panglima TNI atau tidak, aku tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan. Sekarang ini tidak lagi berada di medah gerilya yang menuntut keputusan cepat dan strategis. Perjanjian politik sudah memadamkan api gerilya.
(hlm 310)


Karena ini novel sejarah yang ditulis berdasarkan riset dari fakta-fakta sejarah yang benar-benar terjadi, hal ini tentunya membuat pembaca bisa memahami dan mengenal sejarah perjuangan Sudirman dengan cara yang mengasyikan layaknya novel-novel fiksi. Selain itu sosok Sudirman dalam novel ini tidak hanya digambarkan sebagai sosok hero semata melainkan tampil apa adanya sehingga  memberikan kita gambaran seorang pahlawan secara manusiawi. Karenanya tidak berlebihan rasanya kalau buku sangat baik dibaca oleh para generasi muda agar dapat memahami bagaimana situasi perjuangan saat itu dan bagaimana salah satu pahlawan nasional, Jenderal Besar berjuang tanpa pamrih di tengah keterbatasan kesehatannya demi cintanya pada bangsanya.

@htanzil

Suze dan Curhatan Hantu

$
0
0
The Mediator 2: Kunci Kesembilan - Ninth Key

Menjadi mediator, manusia yang membantu permasalahan arwah penasaran, bukanlah hal yang diinginkan oleh Susannah Simon. Suze, panggilan Susannah, menganggap hal tersebut kurang sesuai untuk dirinya yang berharap menjadi gadis remaja biasa. Apalagi para arwah tersebut tidak seperti yang dibayangkannya. Ada yang baik dan ada juga yang mengancam nyawanya.

Suze hampir terlelap ketika ada ruh wanita yang menjerit di kupingnya. Hantu wanita yang berwajah sendu itu memintanya untuk menyampaikan pesannya kepada Red. Ia meminta Red untuk tidak terus menyalahkan dirinya atas kematiannya.

Suze menyesal tidak menanyakan nama ruh halus tersebut juga siapakah si Red yang dimaksud. Jesse, hantu pria yang tinggal di kamarnya mengolok-oloknya. Dan Suze akhirnya enggan meminta bantuan Jesse dan memilih dua sahabatnya, CeeCe dan Adam untuk menelusuri misteri Red di internet. Dan rupanya upaya mereka membawa ke pengusaha terkenal bernama Red Beaumont.

Hemmm Red Beaumont selain kaya juga aneh. Suze deg degan ketika menemuinya. Tapi ada kejutan lainnya, Red memiliki anak laki-laki yang sangat tampan. Pria yang juga satu sekolah dengannya itu adalah Tad Beaumont. Sebenarnya apa rahasia yang disembunyikan keluarga Beaumont. Apakah mereka seperti yang dibayangkan Pastor Dominic yaitu makhluk kegelapan?

Kisah Suze ini menarik karena tokohnya adalah gadis remaja yang manis sekaligus keras hati. Mirip dengan tokoh Buffy si vampire slayer, cuma di sini Suze tidak membunuh para vampire akan tetapi membantu para arwah penasaran menyelesaikan masalahnya di dunia agar bisa melanjutkan perjalanannya.

Selain kisah aksi Suze, cerita The Mediator disusupin oleh bumbu romansa yang unik antara Suze dan Jesse juga Suze dan Tad.Kira-kira mana yang dipilih oleh Suze, pria tampan yang hidup atau pria tengil yang ruhnya melalang 150 tahun?

 

Coupl(ov)e

$
0
0
Coupl(ov)e

Mungkin cinta masih bisa dibeli, tapi tidak dengan patah hati. (hlm. 110)

“Mana yang kau sebut cinta sejati? Dia yang selalu terbiasa menemani mengisi hari-hari atau sosok lain yang sudah dipilih hati? (hlm. 48)

 

Persahabatan Raka dan Halya ibarat simbiosis mutualisme. Raka jarang mempunyai teman dekat di sekolah akibat efek sifat pendiam dan seriusnya. Karena itu, dia selalu memilih Halya setiap kali ada tugas kelompok. Gadis itu tidak pernah merasa risi dengan predikat ‘genius’ yang diberikan teman-teman lain kepada sahabatnya. Di sisi lain, Halya merasa diuntungkan karena Raka pintar dan banyak membantunya di tugas sekolah. Maklum, kecerdasan Halya hanya rata-rata.

Banyak orang yang berkata, menikah dengan sahabat sendiri itu menyenangkan. (hlm. 314)

Menyesalkah? Raka bertanya kepada hatinya sendiri. Tidak, dia tidak pernah menyesal menikah dengan Halya. Gadis itu menjadi sosok menyenangkan, pendengar yang baik, dan Raka nyaman bersamanya. Meski kadang dia terganggu dengan sikap unpredictable Halya yang sangat moody atau ketika gadis itu terlalu asyik dengan dunia khayalnya, secara umum dia menikmati keberadaan sosok Halya di sampingnya. Itulah yang membuat persahabatan mereka awet selama belasan tahun.

Sahabat. Status mereka tidak pernah naik kelas dan lebih daripada itu. Raka tulus menyanyangi Halya seperti saudara sendiri, begitupula sebaliknya. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah, Raka tidak pernah merasa ada yang salah dengan ‘naik tingkat’-nya hubungan mereka. Bukankah cinta bisa diusahakan?

Ternyata benar, ya, nggak ada yang murni di antara persahabatan pria dan wanita. (hlm. 63)

Cerita persahabatan antara Raka dan Halya yang berlanjut ke pelaminan ini bukanlah spoiler, karena baru disinilah cerita dimulai. Menikah dengan sahabat sendiri ternyata tak segampang yang dibayangkan. Yang paling utama adalah rasa canggung x)

Banyak bertebaran kalimat favorit:

  1. Nasib lebih rumit dibanding rumus fisika saat SMA, tidak sesuai kehendak dan rencana manusia, tidak terprediksi. (hlm. 11)
  2. Namanya juga jodoh nggak akan kemana. (hlm. 17)
  3. Butuh waktu untuk belajar saling mencintai. (hlm. 19)
  4. Kamu nggak akan pernah hidup berdampingan dengan masa lalu. (hlm. 25)
  5. Seringkali feeling seorang ibu memang membawa kegelisahan tersendiri. (hlm. 28)
  6. Tiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. (hlm. 78)
  7. Nggak semua pertanyaan bisa dijawab sesuai nalar logika. Termasuk cinta. (hlm. 85)
  8. Jatuh cinta ternyata selayaknya candu. Memabukkan dan bikin nagih. (hlm. 117)
  9. Bagi cewek, dilamar sama cowok itu romantis. Lebih daripada ditembak untuk jadi pacar. (hlm. 118)
  10. Semua orang pernah merasa takut dan kamu nggak bisa lari darinya. (hlm. 130)
  11. Nggak pernah ada yang salah dalam mengungkap perasaan sendiri. (hlm. 182)
  12. Cinta itu seperti secangkir kopi. Banyak jenis dan ragamnya. (hlm. 191)
  13. Tidak ada rasa yang lebih istimewa, dibanding bahagia karena melihat orang yang dikasihi bahagia. (hlm. 219)

Banyak juga selipan sindiran halusnya:

  1. Sepertinya jadi presiden lebih menyenangkan karena bisa mengendalikan banyak orang. (hlm. 2)
  2. Pria sejati itu nggak melihat dari fisik saja. Tapi, dari inner beauty dan kepribadian. (hlm. 3)
  3. Tiap pagi sarapan mie instan, bisa melilit beneran nati ususnya. Nggak sehat. (hlm. 9)
  4. Makanya, cari pacar itu yang serius. (hlm. 50)
  5. Jangan pernah berburuk sangka kepada orang lain. (hlm. 70)
  6. Namanya juga pasangan pasti ada berantemnya. (hlm. 81)
  7. Makanya, belajar tentang cewek. Jangan asal main tebak aja. (hlm. 97)
  8. Konon, cemburu itu tanda cinta. (hlm. 100)
  9. Jangan lihat wanita dari tampilan fisik aja, dong. (hlm. 111)
  10. Patah hati? Biarkan saja berlalu seperti tertiup angin. (hlm. 113)
  11. Bagi mahasiswa tingkat akhir, sidang skripsi ibarat hari yang diramalkan paling buruk setelah kiamat. (hlm. 126)
  12. Jangan terlalu cuek dan antipati sama cowok. Lihat, dengar, rasakan. (hlm. 142)
  13. Cari kerja zaman sekarang memang susah. (hlm. 143)
  14. Kejutan-kejutan yang sering kamu berikan kepadaku mengidentifikasi telah banyak korban wanita bergelimpangan. (hlm. 160)
  15. Tak peduli sehebat apa perang dan permasalahan yang dihadapi, kita tidak boleh bergantung dan disetir orang lain. (hlm. 161)
  16. Jangan sampai keterlambatan membuatmu menyesal. (hlm. 173)
  17. Pacaran dengan sesama kuli Jakarta itu hampir sama dengan menjalani long distance relationship. Jarang ketemu. (hlm. 175)
  18. Kalau cewek nggak mau dianggap jadi pembantu saat udah nikah nanti, jangan menganggap pacar-pacar mereka sekarang jadi sopir atau tukang ojek. (hlm. 175)
  19. Nggak baik menyembunyikan perasaan sendiri. (hlm. 181)
  20. Lelaki mana yang rela kekasihnya pergi dengan lelaki lain? (hlm. 203)
  21. Ketidakjujuran itu satu pangkal masalah dalam hubungan. (hlm. 271)
  22. Masalah pernikahan nggak hanya ada di sinetron. (hlm. 299)
  23. Dalam pernikahan, dibutuhkan cinta dan iman. Dua hal itu yang akan menjadi stimulus agar rumah tangga tidak retak. (hlm. 304)
  24. Antara mencintai dan ego kenginan untuk memiliki itu berbeda. (hlm. 342

Ini bukanlah jenis cerita friendzone, di mana persahabatan antara cewek dan cowok yang salah satunya memendan rasa bertahun-tahun. Bukan. Bukan cerita seperti itu.

Ini kisah di mana sepasang sahabat yang masing-masing punya tambatan hati kemudian malah justru menikah dan harus melewati kerikil-kerikil kehidupan.

“Kalau sampai umur kita tiga puluh tahun dan masih sama-sama single, aku ngelamar kamu aja.” (hlm. 3)

Perjanjian seperti ini antara sepasang sahabat bukan pertama kali yang saya baca. Dulu pernah baca Camar Biru tentang sepasang sahabat yang menikah, yang satunya memang memendam rasa bertahun-tahun. Novel ini beda.

Ada aura-aura kuliah sampai masa-masa kritis ketika skripsi, ada juga penggambaran kerasnya kerja di Jakarta yang setiap hari bergumul dengan macet. Meski gajinya gede, saya mah ogah jadi kuli Jakarta, tua di jalan x)

Pas abis baca ini jadi mikir, jadi nanti kalo udah mentok umur kayak Halya, boleh juga ya nyari jodoh sahabat sendiri x) #eaaa #ngarep

Croissant

$
0
0
Croissant

Dalam hidup ini, apakah ada kepastian? Yang pasti justru adalah ketidakpastian itu sendiri, bukan? kita tidak dapat meramalkan sesuatu pada masa depan kita. (hlm. 110)

 

Ada sepuluh cerita yang disajikan dalam buku ini. Sepuluh kisah dengan tema yang berbeda. Sepuluh nasib yang menghampiri para tokoh utama di setiap cerita. Sepuluh rasa yang akan kita temukan di setiap cerita. Mari kita kupas satu per satu.

DE JAVU

Tentu saja Ericka pernah mendengar kisah perselingkuhan. Namun, ia tak mengira sedini ini akan mengalaminya sendiri. Dilakukan oleh seorang lelaki yang culun bernama Yuki. Tampang pas-pasan Yuki jelas tak akan mampu membuatnya masuk kategori laki-laki berpotensi buaya darat. Ericka masih tak yakin atas apa yang dia lihat. Seharusnya ada sebuah penjelasan yang masuk akal.

BON APPETIT

Sesungguhnya, perasaan hati Talitha bergulir tak menentu. Ia sering membayangkan sosok Idham yang berkacamata dan gemuk. Sama seperti dirinya. Idham telah mengirimkan sebuah foto diri untuk Talitha. Angan Talitha bahkan pernah melambung tinggi, membayangkan mereka berdua akan traveling dan berwisata kuliner bersama. Hunting tahu gejrot ke Cirebon. Duh, alangkah romantisnya!

VIS-A-VIS

Sesungguhnya Dicta tak suka membenci laki-laki. Bagaimanapun, laki-laki dan perempuan seharusnya hidup berdampingan dan harmoni. Bukankah demikian? Tapi, apa yang diperbuat Cakra pada dirinya kala ia remaja sangatlah melukai perasaan. Dia merasa terhina dan mengalami mimpi buruk pada masa itu.

MADEMOISELLE

Setiap pagi Galang berjumpa dengannya di perempatan jalan. Dia tak pernah tahu namanya. Yang Galang tahu dia manis. Menurutnya, gadis itu pasti pekerja kantoran karena busananya selalu rapi dan menarik. Ia berbusana dengan gaya sedikit konvensional layaknya wanita yang hidup di abad pertengahan. Ia tak seperti gadis modis modern lain yang mengenakan rok mini dan stocking hitam sepekat kopi tubruk – membuat mata para pria tertarik untuk mencecap rasa.

TOUCHE

Dalam usianya yang telah melewati kepala tiga, keberadaan Kabita terkadang sangat merepotkan bagi orang-orang di sekelilingnya. Sifatnya unik. Kabita takut pada pedagang asongan. Kabita takut mendengar suara pengamen. Kabita tidak dapat naik kendaraan umum. Kabita takut naik taksi seorang diri walaupun pada saat matahari bersinar dengan cerahnya. Paranoid mungkin adalah satu kaya yang cocok untuk menggambarkan diri Kabitha.

REDEVZOUS

Desira menarik napas berusaha menenangkan jantungnya yang sempat berdebar keras. Dulu didengarnya bahwa Mario pulang ke Palembang dan menikah dengan gadis setempat. Tak disangkanyaa ternyata kini Mario hijrah kembali ke Jakarta. Dan tanpa sengaja Desira mendapatkan nomor teleponnya. Setelah berpikir panjang ia lalu mengarahkan keberanian untuk menghubungi laki-laki itu, Mario.

JE TAIME

Delia merasa begitu bodoh membiarkan dirinya larut pada kenangan masa lalu. Namun, ia masih menyimpan hasrat yang sangat kuat. Ada sebuah tanda tanya besar dalam dirinya. Delia ingin tahu mengapa ia begitu menyukai Pedro. Apa yang membuat Pedro begitu lekat dalam hatinya. Adakah sesuatu yang sungguh istimewa tentang Pedro? Selama ini, ia berusaha mencari jawabannya. Namun sulit, selama ia belum sungguh-sungguh mengenal Pedro. Puppy love acapkali meninggalkan kesan mendalam bagi mereka yang mengalaminya. Tak terkecuali Delia.

C’EST LA VIE

Fernanda hanya bisa tersenyum sambil membaca sebuah email yang dikirim dari seberang lautan. Marleen adalah sedikit yang tersisa dari masa lalunya. Sedikit gurat kecewa masih tertoreh di hati Nanda. Tapi, ia tahu itu bukan salah Marleen, Gavin atau Pak Hudyana. Ini adalah salah dirinya sendiri yang tak dapat menerima kenyataan dengan lebih legowo. Fernanda begitu keras kepala dan penuh ambisi hingga terkadang membutakan sisi hatinya yang lain.

VOILA

Agaknya benang perjodohan Damien dengan Selena masih jauh dari harapan. Sulit memang mencari lelaki impian di zaman sekarang ini. Yang tersisa hanya suami orang atau tokoh dalam dongeng. Friska bermaksud menghibur Selena yang lagi-lagi merasa kecewa karena tak menemukan pria yang cocok untuknya. Sayang, hiburan itu justru bernada apatis dan kian menegaskan kehambaran yang ada di wajah Selena.

BON VOYAGE

Keluarga Pram dan Nadhira masih terhitung kerabat jauh. Saat diperkenalkan dengan Pram, Nadhira berusaha keras untuk memberikan kesan baik pada pria itu dan seluruh anggota keluarga besar Pram. Ia ingin menjadi istri dan pasangan hidup yang dibanggakan.

Ingatan adalah sebuah kutukan. Ingatan yang kuat sesungguhnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan untuk kita banggakan. Karena ingatan yang terlalu kuat adalah sebuah kutukan. Ingatan akan masa lalu yang menyedihkan, misalnya, hanya akan membuat kita terus-menerus terseret dalam pusaran kekecewaan. Sedangkan, ingatan bahagia yang mampu membuat kita melambung tinggi ternyata tak selamanya ada dalam genggaman. Luruh terlupakan seiring waktu berjalan. (hlm. 39)

Sepuluh cerita dengan sepuluh rasa. Cerita pertama tentang cinta yang dikhianati. Cerita kedua tentang cinta dunia maya. Cerita ketiga tentang cinta terpendam. Cerita keempat tentang cinta di ujung jalan. Cerita kelima tentang cinta yang tidak sempurna. Cerita keenam tentang cinta beda agama. Cerita ketujuh tentang cinta penasaran. Cerita kedelapan tentang cinta sang worakholic. Cerita kesembilan tentang cinta orang ketiga. Dan cerita kesepuluh adalah cinta karena perjodohan. Komplit kan segala rasa macam cinta ada disajikan.

Banyak kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Cinta cukup disederhanakan sebagai kesepakatan untuk bahagia dari dua anak manusia. Cinta tidak perlu dikacaukan dengan benci dan marah yang meledak-ledak. (hlm. 9)
  2. Jangan terus bermuram durja. Yang sudah lalu, lupakan! Jadikan pelajaran dalam hidupmu. (hlm. 35)
  3. Buat apa gunany memiliki perasaan suka pada seseorang jika kau hanya memendamnya seorang diri? (hlm. 42)
  4. Cinta memang bukan materi yang mudah dijabarkan. (hlm. 56)
  5. Toh setiap orang akan selalu bersimpangan jalan dalam kehidupan ini. (hlm. 59)
  6. Semua orang pasti memiliki perasaan tersendiri  dalam hidupnya. Kita kadang tidak tahu karena kita hanya melihat pada kulit luarnya saja. (hlm. 65)
  7. Dalam petunjuk manual untuk menjalani hidup bahagia bagi manusia, tidak ada kemalangan dan malapetaka. Itu hanya dongeng. (hlm. 68)
  8. Semua wanita pasti menginginkan hal indah dalam kisah cintanya. Namun, tak sedikit pula wanita yang menghindari pria. Mengingkari keberadaan mereka dan merasa tak butuh lelaki. Padahal, sebenarnya pria dan wanita ditakdirkan berpasangan. (hlm. 75)
  9. Tidak ada yang mudah dalam hidup ini. Semua butuh kerja keras. Termasuk menemukan lelaki yang tepat dalam hidup dan mempertahankan hubungan dengan orang tersebut. (hlm. 79)
  10. Pertunangan itu adalah sebuah perayaan yang menandakan bahwa kalian sebagai sepasang kekasih telah memiliki kesepakatan untuk saling bertanggung jawab satu dengan yang lainnya. (hlm. 84)
  11. Menjadi sahabat terdekat seseorang bukan berarti kita lalu dapat bebas mengucapkan apa yang terlintas di benak kita. Lebih jujur dalam bersikap barangkali iya. Tetapi tetap santun dalam menyampaikan maksud harus menjadi kebiasaan yang tak boleh ditinggalkan. Kata-kata acapkali lebih tajam dari sebilah pedang. (hlm. 88)
  12. Jalan hidup seseorang adalah pilihan masing-masing individu. (hlm. 89)
  13. Bukankah cinta tak memerlukan alasan? (hlm. 116)
  14. Jika tidak ada getar yang sama dalam frekuensi kerinduan, bukan jatuh cinta namanya. (hlm. 166)
  15. Kita tidak akan pernah dapat memaksa seseorang untuk mencintai kita, bukan? (hlm. 169)
  16. Bukankah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini adalah misteri-Nya? Kita hanyalah bidak dalam perjalanan hidup ini. (hlm. 172)
  17. Apa pun yang diatur oleh orangtua bagi anak-anaknya pastilah bertujuan baik. (hlm. 177)

Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Siapakah pecinta malam yang tak terkekang oleh pagi? (hlm. 1)
  2. Sudah tahu ada orang yang nyaris mati kena musibah, bukannya ditolongin malah diklaksonin! (hlm. 4)
  3. Padahal ilmu tak dapat disajikan dengan cara mewah ataupun sederhana. Ilmu tersaji hanya bagi mereka yang kehausan untuk mencecapnya. Tak jarang ada mahasiswa yang masih ogah-ogahan kuliah dengan beragam alasan walaupun kampus dibangun seindah istana. (hlm. 6)
  4. Sebegitu lucukah kegiatan makan sebagai hobi? (hlm. 15)
  5. Korban rantai makanan itu semuanya pasti endut lah! Jarang-jarang ada yang kurus. Kalaupun ada, itu karena cacingan. (hlm. 21)
  6. Mengapa kita harus membuat perbedaan dengan penampilan fisik? (hlm. 24)
  7. Kenapa sih selau usil dan ingin tahu urusan orang lain? (hlm. 27)
  8. Sesungguhnya basa-basi terkadang tidaklah perlu karena hanya akan membuat pedih sekeping hati. (hlm. 28)
  9. Mengapa harus melihat ke belakang? Sedangkan hari depan menjanjikan kesempatan baru. (hlm. 29)
  10. Uang sebanyak sepuluh juta rupiah kau pinjamkan pada lelaki yang baru saja kau kenal selama dua bulan lewat internet?! Astaga! (hlm. 33)
  11. Sekalipun lulusan pendidikan luar negeri, jika tidak terampil bekerja tentu saja tidak akan berhasil. (hlm. 48)
  12. Orang tidak dinilai dari nilai selembar kertas saja, tapi tentunya adalah keahlian dan dedikasinya dalam pekerjaan. (hlm. 48)
  13. Hal utama yang membedakan adalah kualitas manusianya. Jika memang kualitasnya baik dan mendapat pendidikan terbaik, tentunya hasil yang diperoleh akan menjadi lebih maksimal. (hlm. 48)
  14. Sesosok manusia dapat dengan mudah hanyut dan hilang di belantara aneka bis, metromini, mobil pribadi, dan kendaraan bermotor. (hlm. 58)
  15. Manusia-manusia kelaparan dan depresi dalam mencari kerja, ibarat memperebutkan sepotong tulang dengan berjejalan dalam metromini. (hlm. 61)
  16. Suasana pagi hari yang tak pernah berubah di ibukota. Kemacetan selalu terjadi di saat orang-orang sesungguhnya harus segera bergegas tak boleh terlambat. (hlm. 62)
  17. Orang-orang yang tidak bahagia akan bersedia melakukan apa saja untuk memperoleh bahagia. (hlm. 71)
  18. Usia kamu sudah tidak muda lagi. Jangan bikin malu nenek moyang, dong! (hlm. 73)
  19. Terkadang keluguanmu di usia dewasa memang sangat berbahaya. (hlm. 81)
  20. Kehidupan rumah tangga itu harus dijalani dengan realistis dan akal sehat! Jangan bermimpi bahwa pria yang ada di sisimu akan terus menjadi pangeran. Bisa jadi ia akan kembali menjadi seekor kodok! (hlm. 83)

Yang agak membingungkan sih hanya satu; kenapa cover dan tiap-tiap judul cerpennya berbau Perancis? Padahal jika kita membaca cerita satu per satu dalam buku ini tidak ada hubungannya dengan Perancis. Begitu juga dengan judulnya, saya masih penasaran sampai di akhir cerita, tidak menemukan CROISSANT. Mungkin croissant di sini maksudnya seperti filosofi hidup. Bahwa kita hidup di dunia ini seperti menggigit croissant, yang tidak bisa kita tebak rasanya.

Cinta Masa Lalu

$
0
0
Cinta Masa Lalu

Untuk mencapai kebahagiaan harus banyak pengorbanan dan rasa sakit. (hlm. 151)

 

VIONA. Perempuan dewasa yang menyimpan banyak luka baik lahir maupun batin. Ketika masih remaja, tak pernah terpikir dalam hidupnya tergelincir oleh hal-hal yang merusak masa depannya karena ulah orang lain. Ya, orang lain, bukan karena kesalahannya sendiri. Benci, marah dan dendam memang sangatlah wajar dirasakan Viona ketika lulus sekolah yang saat itu bercita-cita ingin kuliah di luar negeri malah hancur berantakan karena ulah oleh laki-laki yang tak dikenalnya.

Viona harus mengubur cita-citanya yang tinggi itu, melahirkan seorang anak di saat usianya belum menembus angka 20 dan pergi jauh dari keluarganya untuk menata masa depannya yang lebih baik. Menjelang lulus kuliah, saat dia pulang ke rumah dan menemukan seorang anak kecil yang bisa dipastikan itu adalah darah kandungnya yang selama ini tak pernah dia lihat pasca melahirkannya. Dan yang lebih membuatnya tersayat adalah ketika mendapati sang laki-laki yang dulu menghancurkan masa depannya itu kembali datang!

“Vio, gua gak minta lu maafin dia atau lu bersikap baik sama dia. Itu hak lu. Gue cuma mau lu ngerti alasan kita semua nerima dia. Itu hak lu. Gua bisa liat kok lu gak terima sama sikap kami. Tapi ada satu yang gua mohon ke elu, Vio, adikku yang paling cantik, tolong terima Daiva. Bagaimana pun, dia tetap anak kamu.” (hlm. 68)

Memang tidak mudah untuk berdamai dengan masa lalu, apalagi masa lalu yang meninggalkan luka yang teramat dalam. Itulah yang dialami Viona. Beruntungnya di saat dirinya dalam kondisi yang sangat terpuruk, Viona memiliki keluarga yang luar biasa perhatian dan menyayangi dirinya. Meski masalah pribadinya ini berimbas pada kelangsungan perusahaan ayahnya yang jatuh bangkrut akibat berita yang tidak sedap sehingga semua orang menjauhi keluarganya, dan ayahnya sempat mengalami syok, ayahnya tidak pernah membencinya. Ya, sangsi sosial dalam hidup memang hal paling berat dalam kehidupan yang musti dihadapi. Ayahnya sungguh luar biasa, apalagi di saat keluarganya mengalami krisis, ketika Juna sangat emosi saat adik kesayangannya itu terenggut masa depannya, ayahnya selalu mengingatkan Juna untuk tidak bertindak gegabah. Luar biasa. Begitu pula dengan ibu Viona yang dengan sabar menghadapi segala hujatan termasuk dari saudaranya sendiri. Juna, sebagai kakak Viona pun turut andil dalam penyembuhan psikis Viona selama ini. Lewat buku ini kita bisa melihat hubungan saudara yang kental antara Juna dan Viona. Meski tak jarang berantem dan kadang saling mencaci satu sama lain, sesungguhnya mereka saling mengasihi satu sama lain.

Juna, ya Juna yang dimaksud ini adalah Juna yang menjadi tokoh utama dalam novel Akulah Arjuna yang sudah saya baca sebelumnya. Harusnya baca ini dulu ya, baru baca Akulah Arjuna. Ini saya malah terbalik. Oya, buku ini untuk level dewasa karena banyak mengandung ginko biloba alias buku kipas x)

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Tak ada hal yang lebih menyenangkan selain pulang kampung, bukan? (hlm. 1)
  2. Kita gak akan bisa ngubah apa-apa, kan? Kita hanya bisa memperbaikinya, mencoba menjadikannya lebih baik. (hlm. 20)
  3. Tolong lihat segala sesuatunya dari berbagai aspek. Jangan turutkan emosi dalam hal ini. (hlm. 169)
  4. Butuh kata cinta untuk tahu bahwa kau yakin untuk dicintai. (hlm. 285)

Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Ini enaknya bepergian hanya menggunakan tas ransel, bisa keluar tanpa menunggu bagasi. (hlm. 1)
  2. Males banget sih sama cewek yang ketauan banget cuma duit aja di otaknya. (hlm. 13)
  3. Mulut lu kayak gak disekolahin aja. Kampus lu itu kampus paling mahal. Apa mereka gak ngajarin tatakrama di sana? (hlm. 20)
  4. Cinta, makan tuh cinta. Masih kecil pada mau kawin. (hlm. 49)
  5. Emosi tak akan membuat kita mengambil keputusan yang benar. (hlm. 173)

Teka-Teki Terakhir

$
0
0
TeenLit : Teka-Teki Terakhir

“Dan dalam matematika, kalau bukan yang terbaik, kau bukan siapa-siapa.” (hlm. 92)

 

Adalah Laura Welman yang masih kanak-kanak. Matematika adalah kelemahannya saat itu. Mereka memiliki tetangga yang bisa dikatakan super aneh. Kondisi rumahnya seperti tidak terawat, halaman depan dipenuhi rumput liar. Tetapi rumah ini masih dihuni, karena kadang-kadang Laura dapat melihat cahaya lampu yang berasal dari kamar di lantai dua bagian sudut kanan rumah.

Rumah Laura dan rumah Maxwell terletak di sisi kiri sungai Littlewood, bagian kota yang lebih kecil. Sebagian besar rumah penduduk, sekolah, toko-toko, dan tempat menarik lain berada di sisi kanan sungai. Ini artinya, Laura dan kakaknya, Jack harus melewati rumah Maxwell setiap kali ingin menyeberang sungai, yang berarti setiap hari melewati ketika berangkat sekolah.

Siapa sangka kelemahannya dalam hal matematika yaitu ketika membuang kertas ujiannya dalam hal matematika yang tak sengaja ia buang di kotak sampah milik keluarga Maxwell kelak akan mengubah nasibnya. Ya, ia akan berkenalan dengan sepasang suami istri Maxwell yang merupakan seorang ahli matematika. Wow!!

“Begitu banyak buku, tapi hanya aku dan suamiku yang membacanya. Pilihlah buku yang kau suka. Kau bisa membacanya di sini, atau membawanya pulang. Anggap saja seperti perpustakaan umum.” (hlm. 48)

“Sudah lama kami terpikir untuk menyumbangkan sebagian besar buku ini ke perpustakaan, karena apalah arti semua buku ini kalau tidak dibaca? Tetapi rupanya saat kau tua, kau merencanakan banyak hal tapi hanya bisa mengerjakan sedikit sekali.” (hlm. 49)

Membaca novel ini akan dipenuhi aroma buku dan perpustakaan. Ya, keluarga Maxwell ini memiliki ruang khusus perpustakaan yang dipenuhi dengan ribuan buku. Meskipun keluarga Maxwell ini terlihat seperti geek, tapi saya amat menyukai sepasang suami istri ini yang memiliki passion yang sama, yaitu dalam hal matematika. Tidak banyak orang yang melanjutkan passion-nya sampai akhir hayat seperti mereka.

Dan yang menjadi poin lebih dalam novel ini adalah kita akan diajak menelusuri dunia matematika. Mulai dari asal mula angka nol di halaman 22-23, tokoh matematika salah satuya ada Sophie Germain di halaman 85-86, bilangan irasional di halaman 98, hipoteis kontinum di halaman 130, dan yang pasti ada penjabaran lengkap pengetahuan tentang Teorema Terakhir Fermat di halaman 71-74. Saya pikir ini merupakan novel terjemahan, siapa sangka ini ditulis oleh penulis lokal. Uwow, kece banget. Layak banget dibaca, novel unyu dengan kayak pengetahuan di dalamnya, terutama dunia matematika.

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Sebaiknya kau cari tahu lebih banyak sebelum memutuskan untuk menyukai seseorang. (hlm. 87)
  2. Ada beberapa yang tetap cemerlang di usia tua. (hlm. 92)
  3. Janganlah terlalu fokus pada satu hal hingga lupa menghargai apa yang ada di sekelilingmu. (hlm. 93)
  4. Terkadang kau harus berani mengambil resiko. (hlm. 163)

Lho, Kembar Kok Beda?

$
0
0
TeenLit : Lho, Kembar Kok Beda?

“Nggak ada orang yang berhasil seumur hidupnya. Begitu juga sebaliknya, nggak ada orang yang ditakdirkan gagal.” (hlm. 181)

 

NADHIRA RAMADHANI dan BASHIRA RAMADHANI adalah saudara kembar. Dhira dan Shira biasa merekadipanggil. Usianya hampir menuju tujuh belas dan duduk di bangku kelas sebelas. Meski mereka kembar, satu sekolah bahkan satu kelas, mereka tidak sebangku. Kenapa? Karena mereka berbeda. Berbeda segalanya.

Jangan pernah membayangkan mereka berdua seperti anak kembar lainnya. Tidak ada kemiripan sedikitpun di antara mereka. Bashira berwajah bulat, kulit langsat yang diwarisi dari ibunya, rambut bergelombang hitam sebahu, tubuhnnya tinggi berisi. Sedangkan Nadhira wajahnya berbentuk oval, kulit kecoklatan yang diwarisi dari ayahnya, rambut lurus yang selalu dipotong pendek karena malas kalau harus sering keramas, dan tubuhnya mungil, kurus.

Perbedaan lain yang cukup merepotkan orangtuanya adalah kemampuan otak mereka yang berbeda. Bashira selalu beredar di sekitar peringkat tiga teratas di kelas. Sementara Nadhira, pasti beredar si sekitar peringkat tiga terbawah. Selain itu Bashira juga aktif di OSIS sebagai sekretaris dan termasuk salah satu cewek yang terkenal di sekolah karena kecantikan dan prestasinya. Sedangkan Nadhira aktif di kelompok anak-anak yang harus mendapat pelajaran tambahan sepulang sekolah untuk mengejar ketinggalan pelajaran. Nadhira pun paling sering berurusan dengan guru BP karena kebiasaannya menggambar saat jam pelajaran.

Seiring pertumbuhan mereka menjadi dua gadis remaja yang tampak sangat berbeda, sebagian besar orang mengira mereka ini hanya saudara jauh –kalau dianggap kakak beradik pun tidak ada mirip-miripnya- yang kebetulan bersekolah di tempat yang sama. Semakin banyak pula orang yang bertanya-tanya dan cukup merepotkan orangtuanya juga. Hampir semua orang mulai dari saudara, tetangga sampai kenalan-kenalan selalu menanyakan perbedaan mereka.

Akhirnya, semua orang mulai terbiasa dengan perbedaan mereka berdua, kecuali teman-teman baru dan guru-guru yang mengajar mereka. Bagi orang yang baru mengenal mereka, pasti komentarnya sama; “Lho, kembar kok beda…?!?”

“Kapan kamu bisa seperti Bashira? Belajarlah. Jangan bikin malu Ayah. Bashira saja selalu bikin Ayah bangga dengan prestasinya, sedangkan kamu malah bikin Ayah harus bolak-balik berurusan dengan guru BP karena kebiasaanmu menggambar waktu pelajaran. Kalian kan kembar, biarpun secara fisik berbeda setidaknya kepandaiannya kan bisa sama. Lagian dalam perut berbagi tempat dan dapat makanan dan gizi yang sama. Ini hanya karena kamu malas dan tidak mau belajar saja!” (hlm. 53)

Tidak ada satu pun di dunia ini yang mau dibanding-bandingkan. Meski kembar sekalipun. Di sekolah, misalnya ada kakak adik yang sifatnya beda banget, kita nggak boleh secara langsung membandingkan mereka dengan bilang; “Kamu kok beda banget ama Kakakmu. Kakakmu rajin, nurut, pinter pula. Lha kamu kok bandel, susah diatur pula!”

Di sekolah, ada beberapa anak yang kembar. Dan saya selalu excited dengan mereka. Ada empat pasang; tiga kembar cewek dan sepasang kembar cewek-cowok. Nah, kalo tiga kembar cewek nggak bisa bedain ampe sekarang.

“Siapa pun yang tidak bisa mendapatkan hati Tama harus bisa menerima dengan lapang dada!”

“Tidak boleh sakit hati!”

“Tidak boleh iri!”

“Juga tidak boleh patah hati!” (hlm. 67)

Argghhh…repot juga ya kalo naksir ama orang yang sama. Begitulah yang dialami Nadhira dan Bashira, mereka menyukai orang yang sama. Jangankan sama saudara sendiri, saudara kembar pula, sama teman sendiri kalo menyukai orang yang sama aja pasti rasanya nggak enak banget. Kayak makan buah simalakama. Serba salah. Begitu pula dengan kisah kembar dalam buku ini :3

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Profesi apa pun kalau dijalani dengan sungguh-sungguh pasti hasilnya kan baik. (hlm. 20)
  2. Kamu harus membuktikan ucapanmu. (hlm. 21)
  3. Pikirkan orangtua kita yang sudah susah-susah membayar mahal kita supaya kita bisa masuk sekolah. Kalau sampai dikeluarkan, sia-sialah pengorbanan mereka. (hlm. 40)
  4. Hati dan perasaan terkadang tidak bisa diprediksi dengan sesuatu yang hanya kasatmata. Dalam urusan cinta, hal yang paling tidak masuk akal atau mustahil sekalipun bisa saja terjadi. (hlm. 64)
  5. Orang yang jatuh cinta memang kadang lupa segalanya. (hlm. 67)
  6. Jangan suka berprasangka buruk. (hlm. 101)
  7. Nggak baik nolak rezeki. (hlm. 152)
  8. Masalah hati memang tidak bisa diprediksi. (hlm. 173)

Banyak selipan kalimat sindiran halusnya:

  1. Kalau tidak bisa, mengapa tidak memperhatikan saat dijelaskan. (hlm. 10)
  2. Ada gengsi tersendiri kalau orangtua bercerita bahwa anaknya belajar di sekolah favorit. (hlm. 23)
  3. Jangan seenaknya memberikan julukan pada orang lain. (hlm. 37)
  4. Jangan mati konyol karena mengikuti emosi. (hlm. 40)
  5. Jangan mencari kesempatan dalam kelonggaran. (hlm. 47)
  6. Buktikan kamu memang laki-laki sejati. (hlm. 49)
  7. Dasar cewek aneh! Sudah dibantuin bukannya terima kasih malah melotot. (hlm. 77)
  8. Kenapa harus bingung dengan pendapat orang? (hlm. 85)
  9. Dipuji bukannya berterima kasih malah ngatain orang. Dasar cewek aneh! (hlm. 97)
  10. Enggak boleh buka kado di depan orang yang ngasih. Enggak sopan. (hlm. 106)
  11. Dipanggil ke BP kan enggak selalu punya kesalahan atau melakukan pelanggaran. (hlm. 125)
  12. Berani mencintai dan berani ditolak dalam waktu bersamaan, itu butuh keberanian yang besar. Dan tidak semua laki-laki berani mengambil risiko itu. (hlm. 167)

Suka ama buku unyu ini, mendeskripsikan cerita remaja putih abu-abu dan permasalahannya. Pas baca ini, langsung ngebayangin murid-murid unyu di sekolah. Ada yang kayak Tama yang cool, Revan si anak mami bahkan Kemal bandel bin bengal. Oya, tiga cowok tadi justru saya malah paling suka tipikal Kemal x)

Buku ini nggak sekedar unyu. Banyak pesan moral yang disampaikan penulisnya. Lewat tokoh Bu Sharmila, sosok guru BP yang tidak pernah memarahi muridnya meski bermasalah. Sikap teduhnya justru membuat murid-murid tunduk padanya. Oya, sebutan BP harusnya udah nggak berlaku, karena pada kenyataannya di sekolah adanya BK bukan BP lagi :D

Nadhira, sosok yang tampak berbeda jauh dari Bashira, kembarannya justru memilik banyak potensi dan cenderung kreatif. Betapa banyak orangtua seperti ayahnya Nadhira yang selalu ingin semua anaknya sama, padahal Nadhira lebih menyukai bersekolah di SMK ketimbang di SMK. Suka sedih kalo nemui murid-murid yang dipaksa gini ama orangtuanya, jadi nggak berkembang, padahal pintar itu kan nggak melulu mahir matematika dan fisika L

Ehem…kayaknya novel ini udah ada lanjutannya. Jadi nggak sabar baca sekuelnya nih! ;)

Soulmatch

$
0
0
Soulmatch

“Kau pernah menghirup uap panas dari secangkir teh ketika hujan turun? Seperti itulah yang kurasakan saat bermain bola. Aku merasa ketika bermain, segala hal kurang menyenangkan yang kurasakan seketika hilang.” (hlm. 14)

Apa artinya hidup tanpa kenangan? Ada kenangan manis, ada kenangan menyesakkan yang selalu membayangi masa kinimu dan mungkin masa depanmu, juga ada kenangan yang membuatmu ingin mengubah masa lalu. Kenangan bisa menghidupkan kenangan seseorang yang kamu sayangi di hatimu selamanya, walau dia telah jauh sekalipun. Kenangan layaknya kayu bakar, membuat api tetap menyala, menghadirkan sosok itu dalam pikiranmu.

Bagi Janitra, kenangan ibarat bola tersepak, lalu menggelinding ke gawang di detik-detik akhir pertandingan. Jika kenangan itu manis, sama halnya seperti bola masuk ke gawang lawang yang membuat Janitra bersorak gembira. Namun, jika kenangan menyiksanya, tak beda dengan bola menggelinding ke gawang sendiri.

JANITRA DEWANTRI. Ya, dia remaja perempuan yang menyukai bola tak seperti kebanyakan remaja perempuan di Indonesia yang hobi ke mall atau takut berpanas ria. Ketika dia menjalani pertukaran pelajar ke Brazil, dia akan menemukan gadis-gadis seusia dirinya yang memiliki hobi sama dengan dirinya dalam hal bermain bola. Yup, Brazil selalu identik dengan olahraga sepak bola. Banyak bintang lapangan yang lahir dari negara ini.

Jika kamu merindukan seseorang, tataplah matahari sore. Kirimkan pesan rindumu untuknya lewat senja. (hlm. 3)

Tidak mudah kehidupan Janitra di Brazil. Banyak hal yang menimpa dirinya, yang nantinya akan menempanya menjadi remaja yang tangguh dan kuat mental. Entah kenapa, chemistry antara Kaisar dan Janitra kurang dapet. Saya juga rada sliwer membedakan antara Beatriz dan Flavia yang sekilas tampak dijabarkan hampir setipe. Padahal tema yang diangkat (dunia bola remaja cewek) dan setting Brazil-nya juga lumayan dapet loh. Misalnya saja ketika membahas Pantai Ipanema, jadi penasaran ama panta ini sampai googling:

ipanema beach

Saya pun juga googling ada selipan makanan khas Brazil di novel ini; Brazil Tapioca yang sekilas mirip kayak crepes:

brazil tapioca

Meski begitu ada beberapa pesan moral yang disampaikan dalam buku ini. Lewat kisah Janitra maupun kisah Kaisar, kita bisa melihat bahwa setiap dibalik permasalahan selalu akan ada hikmah yang didapat. Setiap masalah akan menjadikan sebagai pribadi yang kuat dalam menghadapi segala hal.

“Jangan pedulikan sikap mereka. Yang terpenting adalah kau kembali latihan dulu. Dan, cobalah untuk tetap bermain yang terbaik.” (hlm. 107)

“Terkadang kita harus menerima apa yang terjadi.” (hlm. 168)

Oya, poin plusnya lagi dari setiap serial #Sclub adalah selalu ada selipan ilustrasinya unyu ;)

WP_20150409_005[1]WP_20150409_006[1]

Let it Snow

$
0
0
Let it Snow : Dalam Derai Salju

Tapi entah kenapa di dunia nyata, dalam kehidupanmu seseorang bisa terasa sangat jauh dan lebih tidak terjangkau daripada selebriti sungguhan. Kedekatan jarak tidak menghasilkan keakraban. (hlm. 13)

 

Buku ini terdiri dari tiga cerita yang memiliki tokoh utama yang berbeda, tapi memiliki benang merah yang akan menautkan cerita satu dengan cerita lainnya. Dari judulnya kita bisa membayangkan bahwa SALJU dan NATAL yang akan menghubungkan ketiga cerita ini. The Jubilee Express yang ditulis oleh Mauren Johnson, A Cheertastic Christimas Miracle yang ditulis John Green, dan The Patron Saint of Pigs yang ditulis oleh Lauren Myracle.

THE JUBILEE EXPRESS – Mauren Johnson

Adalah Jubilee, di malam natal mengalami kemalangan yang beruntun; orangtua yang masuk penjara gegara barang yang nggak penting, harus mengungsi ke rumah kakek nenek yang lumayan jauh dan malah terjebak di kereta sepanjang malam di saat malam natal, malam yang seharusnya menjadi malam yang indah bagi keluarga yang merayakannya.

Lewat tokoh Jubille ini, kita melihat bahwa dalam kehidupan, kita tidak pernah membayangkan bahwa akan ada orang-orang baru yang akan menghiasi kehidupan kita. Belum tentu yang sempurna baik bagi kita.

A CHEERSTASTIC CHRISTIMAS MIRACLE – John Gren

Adalah tiga remaja yang merencanakan malam natal di rumah hanya dengan menonton film saja. Rencana berubah ketika teman mereka menelepon dan menawarkan untuk melewatkan malam natal spesial dan belum tentu terulang. Ternyata, perjuangan mereka untuk keluar rumah harus melalui banyak rintangan dan kerap putus asa. Uwuwuww…endingnya bikin kaget, nggak terduga!

THE PATRON SAINT OF PIGS – Lauren Myracle

Adalah Addie yang mengalami patah hati. Orang yang mengalami patah hati yang hebat biasanya susah move on dan melakukan berbagai cara untuk menghilangkan rasa patah hati itu. Salah satunya adalah memotong rambut, itulah yang dilakukan Addie. Orang yang patah hati belum tentu orang yang berada di posisi dicampakkan. Bisa juga diposisi mencampakkan yang biasanya berujung pada penyesalan. Nah, di malam natal inilah hati Addie akan terbuka.

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Semua akan baik-baik saja. (hlm. 22)
  2. Kita harus bisa menerima baik-buruk seseorang. (hlm. 24)
  3. Kadang-kadang kita harus melakukan sesuatu yang masih membuat kita ragu… (hlm. 27)
  4. Banyak universitas yang menyukai orang-orang dengan bakat musik. (hlm. 67)
  5. Lingkunga sosial memang tidak memberikan pilihan, kan? (hlm. 94)
  6. Tidak ada salahnya kok kadang-kadang mengambil sedikit resiko. (hlm. 145)
  7. Kita hanya punya satu kesempatan dalam hidup. (hlm. 208)
  8. Pasti rasanya menyenangkan rasanya karna orang-orang membutuhkanmu. Ya kan? (hlm. 251)

Banyak juga selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Di balik semua kesempurnaan tampak luar, pasti ada kehidupan rahasia yang pelik serta kesedihan yang disembunyikan. (hlm. 23)
  2. Orangtua terkenal, itu impian semua anak cewek. (hlm. 49)
  3. Apa cowok-cowok sungguh percaya bahwa seandainya mereka satu-satunya lelaki di suatu tempat cewek-cewek akan langsung menyerbu mereka? (hlm. 54)
  4. Apa salahnya dengan pemandu sorak? (hlm. 54)
  5. Sinting bagi satu orang berarti waras untuk orang lain. (hlm. 73)
  6. Orang kan bisa senang sekaligus khawatir. (hlm. 87)
  7. Apakah memercayai mimpi itu lucu? Sehingga rintangan bisa diatasi itu lucu? Apakah mengatasi rintangan untuk mewujudkan mimpi-mimpi tersebut jadi kenyataan itu lucu? (hlm. 147)
  8. Kenapa sih harus selalu cowok yang berubah? (hlm. 207)

Tiga cerita di buku ini menyuguhkan para tokoh utama remaja yang masing-masing memiliki permasalahan yang berbeda. Masalah percintaan, masalah keluarga dan juga masalah pergaulan. Flobie Vilage juga menjadi utama tiga cerita ini. saya sampai googling:

 

Oya, saya juga googling makan kesukaan para tokoh utamanya; eggnog latte untuk Jubilee, hash brown untuk The Duke, dan puding figgy untuk Addie:

Incognito

$
0
0
TeenLit : Incognito

Kenangan tidak akan mengubah apa pun. (hlm. 189)

 

Adalah Sisca dan Erik yang sebenarnya sudah satu sekolah sejak zaman berseragam biru putih. Meski mereka tidak pernah akur, takdir selalu membawa mereka bersama. Di SMA pun lagi-lagi mereka bareng, bahkan satu kelas dan bahkan satu kelompok untuk pelajaran Sejarah. Guru mereka, Bu Hestu memberikan tugas berupa observasi peninggalan bersejarah yang memang hanya bisa dilakukan saat liburan.

Mereka menelusuri Kota Lama Semarang, memotret beberapa view yang menarik untuk sejarah. Sampai si depan Gedung Marabunta mereka kehujanan. Ternyata gedung tersebut pagarnya tidak terkunci sehingga mereka bisa berteduh. Siapa sangka, hal itu membawa terlempar ke masa silam…

Banyak kalimat favorit:

  1. Pada dasarnya kita semua bersaudara. (hlm. 16)
  2. Cinta pertama sampai kapan pun akan menjadi cinta yang paling tak terlupakan. (hlm. 27)
  3. Janji adalah janji. (hlm. 58)
  4. Tempat yang paling aman adalah tempat yang paling berbahaya. (hlm. 76)
  5. Semua orang dilahirkan sama. (hlm. 108)
  6. Sudah menjadi kewajiban semua laki-laki untuk melindungi wanita. (hlm. 112)
  7. Hanya itu yang kamu tahu di bumi dan hanya itu yang kamu perlu tahu. (hlm. 142)
  8. Lebih baik mati daripada dilupakan. (hlm. 179)
  9. Bagaimana bisa mengatakan seseorang baik kalau dia belum mengenalnya? (hlm. 187)
  10. Rasa suka kan memang tidak datang dan pergi semudah itu. (hlm. 188)

Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Semua laki-laki itu serigala lo. (hlm. 21)
  2. Rasa ingin tahu itu berbahaya. (hlm. 38)
  3. Sampai kapan pun laki-laki yang menentang zaman akan disukai wanita. (hlm. 58)
  4. Memuji diri sendiri itu nggak baik. (hlm. 62)
  5. Membiarkan seorang dibunuh padahal sebenarnya bisa mencegahnya bukankah sama saja dengan si pembunuh itu sendiri? (hlm. 79)
  6. Siapa yang senang jika harus mati? Siapa yang senang jika melihat orang yang penting bagimu mati? (hlm. 162)
  7. Patah hati ternyata sakit juga ya. (hlm. 189)

Novel ini memang berlabel teenlit. Tapi teenlit ala Mbak Windhy selalu tak biasa. Memang sih, kalau yang baca sudah lewat masa remaja bakal gampang menebak alur cerita ini mau dibawa ke mana. Tapi kalo buat remaja-remaja unyu, cerita ini semacam kayak petualangan sekaligus belajar sejarah. Lewat tokoh Sisca dan Erik (dan juga Carl), mereka akan menjelajahi beberapa dimensi waktu. Bisa bertemu Archimedes dengan cermin raksasanya seperti ini:

 

Atau kisah Tom dan Huck dalam bukunya Mark Twain:

 

“Kita datang bertiga maka kita pulang bertiga” (hlm. 73)

Penasaran lebih lanjut? Baca sendiri donk. Pokoknya keren banget cerita dalam buku ini, banyak pengetahuan yang kita dapat. Takjub ama penulisnya yang menggabung-gabungkan sejarah dan menyulamnya menjadi satu ikatan cerita. Tap sayangnya tipis banget halamannya… :D

To All the Boys I’ve Loved Before

$
0
0
To All the Boys I’ve Loved Before

Apa kau pernah jatuh cinta? Cinta yang sesungguhnya?” (hlm. 30)

“Mungkin ini takdir. Mungkin semua memang harus terjadi seperti ini. karena….karena kau dan aku memang seharusnya bersama.” (hlm. 303)

“Kau hanya menyukai cowok yang tidak bisa kau raih, karena kau takut. Apa yang begitu kau takutkan?” (hlm. 331)

 

LARA JEAN seperti remaja pada umumnya; mengalami jatuh cinta sekaligus patah hati. Setiap dia jatuh cinta pada seseorang, dia akan menulis surat yang akan disimpannya rapat-rapat agar tidak ada satu pun yang mengetahui perasaannya ini sekaligus agar orang yang dicintainya itu juga tidak tahu akan perasaannya yang dipendamnya itu. Ada lima surat yang dia tulis, yang artinya ada lima cowok yang pernah membuatnya bikin jatuh cinta.

Buku ini dihiasi masa-masa remaja seputar masalah cinta dan keluarga. Setiap manusia mengalami cinta pertama, tapi tidak semua manusia memiliki cinta pertamanya, bisa jadi cinta pertamanya itu hanya dipendam atau juga bertepuk sebelah tangan. Lewat surat-surat yang ditulis Lara Jean untuk orang-orang yang pernah dia cintai akan menguak kehidupannya, termasuk kisah cinta pertamanya yang merupakan pacar kakaknya dan ada juga cowok paling populer di sekolahnya.

Setiap kali menulis, aku mencurahkan segalanya. Aku menulis seolah-olah mereka tidak akan pernah membacanya. Karena memang mereka tidak akan pernah membacanya. Setiap lamunan rahasia, setiap pengamatan yang kulakukan dengan teliti, dan segala yang kusimpan di dalam hatiku, kutuliskan semuanya di dalam surat-surat itu. Setelah selesai menulis, aku menyegel amplopnya, menuliskan nama dan alamat penerima, lalu menyimpannya di dalam kotak topiku. (hlm. 5)

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Untuk masaah hati, kita tidak bisa meperkirakan bagaimana seseorang akan bersikap. (hlm. 18)
  2. Dibutuhkan tanggung jawab yang besar untuk mencengkram hati seseorang dalam genggamanmu. (hlm. 45)
  3. Semakin banyak orang yang tahu, akan semakin sulit bagi kita untuk menjalaninya. (hlm. 225)
  4. Kalau kau mengobrol  dengannya, kalau kau memberinya kesempatan, kau akan tahu. (hlm. 262)
  5. Kenapa sulit sekali mengatakan tidak? Apakah seperti ini rasanya mencintai seseorang? (hlm. 306)

Beberapa selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Aku tidak mengerti kenapa kalian putus. Hanya karena kau akan pergi kuliah bukan berarti kalian harus putus. (hlm. 10)
  2. Dia harus berhenti bersikap menyebalkan. (hlm. 25)
  3. Karena beberapa hal adalah sesuatu yang serius dan harus dianggap serius. (hlm. 157)
  4. Saat kau punya pacar, kau hanya ingin bersama dengan orang itu dan kau melupakan orang lain. Ketika akhirya kau putus, kau telah kehilangan semua temanmu. Mereka melakukan hal-hal yang menyenangkan tanpamu. (hlm. 179)
  5. Sulit sekali mencari sesuatu di tengah kamar yang berantakan. (hlm. 197)
  6. Cinta itu menakutkan. Cinta berubah. Cinta tidak bisa menghilang. Itulah bagian dari resikonya. (hlm. 376)

Pas baca buku ini justru lebih suka kehidupan Lara Jean dan keluarganya. Suka sosok ayah Lara Jean. Bagaimana ayah mereka memperlakukan anak-anak perempuan dengan penuh perhatian. Lihat saja di halaman 17 ketika ayah mereka meski tidak selalu mengerti mereka, tapi selalu berusaha melakukannya. Di halaman 109 jika ayah mereka sedang libur, dia akan memasak makanan Korea. Itulah yang terpenting. Ayah mau berusaha. Dia tidak mengatakannya, tapi mereka tahu bahwa ayah melakukannya karena dia tidak ingin mereka kehilangan pertalian dengan darah Korea mereka. Dan makanan adalah satu-satunya cara berkontribusi yang ayah mereka ketahui. Dan ada juga di halaman 364 bagaimana pendekatan sang ayah ketika berusaha memahami kondisi Lara Jean ketika menghadapi masalah yang cukup pelik.

Dari tiga perempuan yang merupakan para gadis Song bersaudara ini; Margot, Lara Jean dan Kitty, tokoh yang paling mendekati karakter saya adalah Margot sang Kakak; hati-hati dalam bertindak, terkesan perfeksionis, selalu berusaha memberikan contoh yang baik agar menjadi panutan bagi adik-adiknya. Paling terasa di halaman hampir akhir; 367 ketika Margot mengeluarkan uneg-ungenya selama menjadi kakak bagi kedua adik perempuannya.

Aura kekeluargaan sangat terasa kental dalam buku ini. bagaimana hubungan ayah dan anak. Anak-anak selalu berusaha makan bersama dan juga menyelesaikan masalah bersama. Tidak hanya suka, tapi juga duka. Di halaman 365, ada pertengkaran tertentu yang hanya bisa kamu alami dengan kakak atau adik perempuanmu. Dalam pertengkaran semacam itu kamu mengatakan hal-hal yang tidak dapat kamu tarik kembali. Kamu mengatakannya karena kamu tidak tahan untuk tidak mengatakannya. Kamu pernah juga merasakannya? Saya juga pernah, sering malah x) #khilaf

Halaman 362, pesan Mommy mereka bikin mata berkaca-kaca karena saya juga pernah mengalaminya; pasca mommy mereka meninggal, mereka semua punya peran baru dan saling menjaga satu sama lain sesama saudara ;)

Keusilan Satu demi Satu Quick dan Flupke

$
0
0
Quick and Flupke : Baik-Baik Saja

Quick dan Flupke adalah dua sahabat yang isi kepalanya tidak pernah kosong dari ide-ide untuk berbuat iseng dan jahil. Ya, ada kalanya mereka berniat baik, tapi selalu ada sesuatu atau kecerobohan sehingga jatuhnya tetap merugikan orang di sekelilingnya.

Satu saat Flupke mendapat hadiah peralatan musik dari orang tuanya. Ia pun dengan gembira memainkannya dengan lantang. Alhasil orang tuanya merasa bising dan berniat mengambil kembali hadiah tersebut. Flupke pun menangis keras-keras.

Lain waktu mereka berdua sedang bersemangat menyusun pesawat yang ukurannya cukup besar. Mereka ingin bermain di luar tapi bingung cara mengeluarkannya dari kamar. Eh mereka malah menjebol dinding kamar dan berhasil mengeluarkan pesawat tersebut.

Ada satu orang yang sering menjadi korban kejailan mereka. Yaitu, polisi berkumis tebal. Jika melihat mereka sedang bermain di luar, polisi tersebut kontan bersikap was-was karena curiga akan ada sesuatu yang ajaib dari hasil kolaborasi mereka.

Di komik ini, Quick digambarkan lebih tua daripada Flupke dan suka berbuat seolah ia kakak dari Flupke. Ia sering menggunakan sweater merah dan topi hitam. Sedangkan Flupke, sahabatnya, sering mengenakan jaket hijau dan syal. Sekilas wajah dan ciri fisik Quick mirip Tintin. Ya, karena pengarangnya sama, yaitu Herge.

Saya sudah tertarik dengan komik ini sejak mereka sempat muncul sebagai cameo di beberapa serial komik Tintin. Dulu saya pernah pinjam ke saudara saat masih kecil. Dan senang ketika berhasil menemukan komik ini seperti bernostalgia. Apalagi ceritanya kocak. Meski iseng mereka sebenarnya tidak jahat kok. Ada kalanya juga mereka bersikap baik kepada orang-orang di sekelilingnya. Quick juga nampak menyayangi Flupke seolah-olah ia kakaknya.

The Artifact Book 1 - The Bodyguard

$
0
0
The Artifact Book 1 - The Bodyguard (Volume 1) (Paperback)

Dane Gareis, seorang pemuda CEO Gareis Industries yang kaya dan Introvert, menyimpan masa lalu yang kelam. Namun, dibalik itu ia adalah pemuda yang hatinya sekeras baja dan ambisius.

Setelah ayahnya meninggal karena kecelakaan pesawat yang misterius, ia mulai diteror ancaman pembunuhan dari para Ydrath. Dane yang menduga ayahnya dibunuh oleh para Ydrath, sekelompok Sekte Kuno,  menduga awal mulanya dari Sarkofagus yang ditemukan oleh Gareis Industries dan kini dibawah pengawasannya. Dan para Ydrath yang mengaku sebagai pemilik sah Sarkofagus tersebut mulai mengancam hidupnya.

Dane lalu menyewa seorang Bodyguard yang bisa dipercaya untuk melindunginya. Pilihannya jatuh pada Sean Harding, seorang mantan detektif yang punya indera kuat terhadap bahaya yang mengancam.

Hidup Sean Harding yang mulanya hanya dipenuhi dengan misi membalas dendam kematian rekan-rekan kerjanya yang misterius berubah drastis saat ia bekerja sebagai Bodyguard Dane Gareis. Ia mendedikasikan hidupnya untuk melindungi Dane Gareis yang diam-diam telah mencuri perhatiannya.

Namun Sean Harding merasa ada yang janggal dari ancaman para Ydrath. Ia merasa para Ydrath lebih tahu banyak ketimbang Sean dan Dane Gareis sendiri. Apakah Sean Harding dan Dane Gareis mampu memecah misteri seputar Sakrofagus? Dan apakah mereka menyadari perasaan mereka satu sama lain?

 

Skor: 5/5 stars untuk buku ini


Pillow Talk

$
0
0
Pillow Talk

Cinta itu kan cuma cinta –nggak ada kekuatan atau sesuatu yang hebat terkandung di dalamnya. Cinta nggak lebih dari obat pahit bersalut gula –baru terasa pahitnya setelah masuk mulut. (hlm. 391)

 

Waktu SMA dulu, Jo, Santo dan Emi dikenal sebagai geng kompak yang kemana-mana selalu bersama-sama. Meskipun Emi punya juga temen-temen cewek tempat menggosipkan cowok ganteng di sekolah atau sekadar curhat colongan tentang gebetan yang nggak kesampaian, seringnya dia main sama Jo dan Santo. Kedua sahabat cowoknya itu sendiri adalah dua pribadi yang benar-benar berbeda. Jo lebih banyak menuruti apa pun rengekannya, Santo mau berdebat berjam-jam dengan Emi kalo nggak setuju dengan pendapatnya. Tentu saja bukan itu alasan yang membuat ia kemudian pacaran dengan Santo.

Persahabatan ketiganya memang baik-baik saja meskipun Emi pacaran dengan Santo. Tapi masalah dimulai ketika Emi mngeluh nggak tahan dengan sikap Santo yang overprotektif. Sejak pacaran, gerak-gerik Emi selalu harus dilaporkan ke Santo. Sebelum berangkat sekolah, telepon Santo dulu. Pulang sekolah juga begitu. Belum lagi, Santo bakal marah banget kalo tahu Emi hang-out ke mal tanpa dirinya. Lama-lama Emi ngerasa kayak pacaran sama sipir penjara. Nggak kuat. Makanya, setelah tiga bulan pacaran, Emi minta putus.

Sejak saat itu, dia berjanji, nggak lagi-lagi deh pacaran sama sahabat sendiri. Orang-orang boleh aja bilang dia promiscuous dan gampang jatuh cinta, tapi Jo akan selalu ada pengecualian. Cinta atau apalah yang tumbuh untuk Jo, bakal langsung dibasminya sebelum tumbuh besar dan merepotkannya.

Maka menderitalah Jo yang memendam perasaannya bertahun-tahun terhadap Emi. Persahabatan yang telah dilalui mereka bertahun-tahun ternyata tetap tak mampu memupuskan harapan Jo untuk mendapatkan Emi yang sering berganti-ganti pasangan.

Ditambah lagi Emi yang tak pernah serius dalam berpacaran, justru memantapkan hati pada Dimas yang umurnya jauh lebih tua dibandingkannya. Siapa sangka hati Emi luluh dengan lamaran Dimas. Yeah…hati siapa yang tak bakal meleleh jika ada laki-laki mapan yang akan melamarnya, tak terkecuali Emi. Akankah Jo harus membuang jauh-jauh perasaan spesialnya itu?!? :3 #PukPukJo

“Lo kata gampang nyari Mr. Right? Cewek-cewek di luaran sana banyak yang ngabisin umurnya demi nyari Mr. Right – lo mau gua ikutan klub itu juga? Perawan tua saking desperatenya?” (hlm. 229)

Joshua dan Emi terjebak friendzone. Memang susah ya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Jika tidak bertepuk sebelah tangan ya pilihan lainnya adalah PHP. Friendzone memang tema yang lumayan mainstream untuk diangkat ke sebuah novel. Tapi, penulisnya selalu mengemas dengan ciri khasnya; si cowok yang kece abis di jejeran cowok-cowok berinisial J. Tak terkecuali dengan Jo ini yang dideskripsikan bikin meleleh ini. Duh… Emi rabun kali ya selama ini malah bertekuk lutut dihadapan Dimas yang umurnya beda lima belas tahun darinya, malah justru pantes jadi omnya, gyahahaha… x)

Beberapa kalimat favorit:

  1. Sedikit sikap menghargai nggak ada salahnya juga, kan? (hlm. 9)
  2. Pacaran itu urusan dua hati yang commit, bukan kayak orang beli tanah dan dapet sertifikat kepemilikan. (hlm. 105)
  3. Untuk mendapatkan cinta, harus berkorban perasaan sedikit. (hlm. 191)

Beberapa selipan sindiran halus:

  1. Semua artis sinetron tuh tipe fisiknya sama. (hlm. 8)
  2. Ternyata memang berat pacaran dengan orang yang lebih tua. (hlm. 9)
  3. Jangan pernah pacaran dengan sahabat sendiri. (hlm. 19)
  4. Dalam dunia cewek, selain anak,yang bikin mereka terkagum-kagum sampe sirik adalah berlian. (hlm. 115)
  5. Cowok tuh lebih gampang ngobatin patah hatinya ketimbang cewek. (hlm. 117)
  6. Cewek-cewek selalu bilang nggak akan lama kalau belanja. Kenyatannya? (hlm. 157)
  7. Pacaran itu ada kode etik tersendiri loh. Salah satunya, nggak bakal membeberkan soal mantan-mantan di masa lalu. (hlm. 427)

Dibandingkan Emi yang sering gonta-ganti pasangan melebihi ganti jemuran ini, sebenarnya lebih suka tokoh Feli pemilik Royal Bakery. Dia memang terlihat bersahaja, baik pakaian maupun riasan tipisnya, tapi ada sesuatu dalam diri Feli yang membuat Jo terpesona padanya.

Ketika Jo dan Emi (yang memang satu sekolah saat SMA) ketika mengikuti reuni SMA di BAB enam, Emi dan Ajeng dicecar oleh teman-temannya yang sudah menikah dan beberapa diantaranya sudah gendong anak. Nah, di sinilah terlihat perbedaan kesenjangan antar perempuan yang masih gadis dengan perempuan yang sudah menikah; omongan nggak bakal nyambung. Yang satu bahas baju, yang satu bahas ASI. Beda kalo laki-laki baik yang masih melajang maupun yang sudah menikah, pasti nggak jauh-jauh dari hobi; pertandingan sepakbola, misalnya x)

Di setiap tulisannya, Christian Simamora selalu mendeskripsikan detail para tokoh-tokohnya dan juga pekerjaanya. Misalnya, lewat tokoh Emi kita bisa membayangkan bagaimana rasanya punya toko online sendiri yang dibantu Ajeng, sahabat sekaligus partnernya dalam bekerja di bidang ini. Kemudian lewat tokoh Feli kita juga bisa mengetahui serba-serbi bakery.

As Seen On TV

$
0
0
AS SEEN ON TV (ASOT)

Cowok player itu seperti sepatu kekecilan satu nomor. Sekeren apa pun kelihatannya tetatp nggak akan cocok buatmu. (hlm. 26)

 

Adalah Kendra dan Javi yang sudah berteman sejak lama. Javier yang bergota-ganti pasangan, sedangkan Kendra selalu setia menjadi sahabatnya. Saking akrabnya, mereka punya anjing peliharaan bersama; anjing husky jantan (Jake) dan teacup yorkie betina (Vierra). Cewek-cewek yang menghampiri Javi datang silih berganti, tapi selalu ada kesamaan diantara mereka. Kendra menyebutnya Merlot Girl.

Ini adalah novel ketiga belas dari Christian Simamora. Tema yang diangkat sekilas mirip buku sebelumnya; Pillow Talk dengan tokoh utama Emi dan Jo. Sama-sama bercerita tentang sahabat jadi cinta. Bedanya, jika di Pillow Talk, Jo si cowok yang ngarep jadian ama Emi sejak jaman sekolah, di buku ini kebalikannya. Si tokoh cewek, Kendra ngarep dilirik Javi. Banyak juga adegan miripnya; misalnya tentang Kendra yang hobi gedor-gedor pintu kosan Javi sama seperti kelakuan Emi yang juga demen gedor-gedor pintu kosan Jo. Terus juga ada permainan Truth or Dare di dua buku tersebut.

Dibandingkan buku-buku sebelumnya, buku ini lebih sedikit adegan kipasnya. Meskipun begitu, buku ini tetap dianjurkan untuk tujuh belas tahun ke atas x)

Yang disuka dari setiap buku Bang Ino adalah setiap tokoh utamanya memiliki pekerjaan yang berbeda. Seperti halnya di buku ini, kita bisa tahu apa itu dunia OOAK dolls yang sebelum membaca buku ini sama sekali nggak tahu dunia ini. Seperti biasanya, buku ini sedikit banyak memiliki benang merah dengan buku-buku sebelumnya. Ada beberapa tokoh dari buku sebelumnya yang muncul di sini.

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Cewek punya suara yang melodik. Nggak ubahnya seperti lagu gembira yang mengajak orang-orang yang mendengarnya ikut merasa gembira juga. (hlm. 18)
  2. Seneng banget rasanya bisa jadi saksi perkembangan hubungan teman sendiri. (hlm. 42)
  3. Yang membuatmu patah hati sebenarnya bukan cinta, melainkan besarnya harapan yang kau pertaruhkan untuknya. (hlm. 70)
  4. Nggak ada salahnya nyoba hal baru. (hlm. 206)
  5. Semakin berharga sesuatu itu, semakin besar pengorbanan yang harus disiapkan untuk mencapainya. (hlm. 245)
  6. Pikirkanlah yang mengundang cinta ke dalam diri dan hati membantunya bertumbuh. (hlm. 246)
  7. Setiap cowok punya rahasia. Dan saat seorang cowok memutuskan untuk mencintai seseorang, salah satu pembuktiannya adalah dengan berbagi sedikit rahasianya dengan orang itu. (hlm. 247)
  8. Kalau kamu ada yang mengganjal di hati, bilang aja. Jangan dipendam lama-lama. (hlm. 271)

Lumayan banyak selipan kalimat sindiran halusnya:

  1. Nggak sopan amat itu orang, bangunin dari jendela kayak orang barbar. (hlm. 16)
  2. Kita itu di dunia yang dibangun dengan nilai moral yang nggak fair. Cowok nembak, biasa. Cewek nembak? Hanya di manga saja yang seperti itu dianggap wajar adanya. Kenyataannya, cewek yang nyatain perasaannya duluan biasanya end up di cap agresif dan kegatelan. (hlm. 34)
  3. Jangan nyetir ke persoalan lain dong. (hlm. 34)
  4. Karena yang biasanya dipanggil Nyonya hidupnya santai. Nggak perlu ribet ngurusin ini-itu sopirnya. (hlm. 48)
  5. Tak perlu risau untuk membunuh cinta. Yang kamu butuhkan hanya ucapan perpisahan. (hlm. 78)
  6. Pernah nggak kamu mikirin seseorang sampai merasa yakin barusan mendengar suara orang itu memanggil-manggil namamu? (hlm. 85)
  7. Orang patah hati biasanya buru-buru melakukan sesuatu untuk melindungi hatinya supaya nggak terluka lebih parah. (hlm. 107)
  8. Apanya yang ‘selamat’ dari selamat tinggal? (hlm. 110)
  9. Kalo sahabat lo bahagia, lo juga bahagia. Bukannya begitu seharusnya sikap seorang sahabat yang baik? (hlm. 295)
  10. Terkadang, bukan rindu yang membuat nyeri di dada, melainkan rasa ingin tahu apakah dia merindukanmu sebesar kamu merindukannya. (hlm. 338)
  11. Perasaan membuatnya semakin rumit. (hlm. 384)
  12. Kalau perubahan tak kunjung datang, mungkin justru kamu duluan yang harus berubah. (hlm. 410)
  13. Luka luar mungkin bisa gampang diobati, tapi luka di dalam hati kan sulit diprediksi kapan sembuhnya. (hlm. 417)

Come On Over

$
0
0
Come On Over

Semakin berarti orang itu, semakin mudah dia menyakiti hatimu lagi. (hlm. 254)

 

Kalau kamu tahu caranya jatuh cinta, seharusnya kamu juga tahu caranya berhenti jatuh cinta. Seharusnya. (hlm. 404)

Enam bulan lalu, Tata mengambil keputusan besar; berhenti dari pekerjaannya. Alasan pribadi. Cewek itu pun berhenti ngekos dan kembali tinggal dengan kakaknya, Adagio seperti masa kuliah dulu.

Sebulan-dua bulan, kakaknya masih belum komentar apa-apa. Paling banter cuma mata melotot dikit ketika melihat Tata sedang malas-malasan di depan televisi atau sesorean baca majalah Mascara lama sambil dengerin lagu yang diputer kenceng-kenceng di laptopnya.

Tapi di bulan ketiga, Ada langsung mengambil tindakan. Dia nggak sanggup lagi melihat kelakuan adiknya yang malas-malasan itu. Hingga tibalah titak jika Tata harus bekerja di tokon kakaknya itu.

Yup, kakaknya memiliki toko bernama Crystal Clear yang seperti surga. Adanya chandelier besar bergaya modern, tergantung anggun di tengah-tengah ruangan. Interior toko didominasi warna putih, serasi sekali dengan display dan rak built-in di dinding, semuanya terbuat dari manik-manik bening sengaja diatur mengelilingi display khusus yang memajang aksesori bermerk Swarovski. Toko itu memperhatikan betul kenyamanan calon pembelinya; di sana-sini dia bisa melihat sofa-sofa tanpa sandaran, dengan manik-manik di pinggirannya.

Tempat surga itu seperti neraka bagi Tata. Kenapa? Karena dia bekerja di sana TANPA DIGAJI. Kakaknya berdalih meski tidak menggajinya, anggap saja uang jajannya selama ini sebagai imbalannya. Hingga suatu hari ada seorang cowok yang langsung bikin meleleh sejak pandangan pertama ketika cowok tersebut datang ke toko tersebut untuk memesan kotak musik. Malang bagi Tata, ternyata cowok untuk membeli kotak musik untuk persiapan melamar pacarnya dengan menyelipkan cincin berlian di dalamnya. Hati Tata yang berbunga-bunga langsung remuk bagai digodam palu #eaaa :D

Banyak kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Kalau ini adalah novel romantis, kamu dan aku ditakdirkan bertemu di BAB satu. (hlm. 1)
  2. Kenapa ya, cowok sempurna itu seringnya udah ada yang punya? (hlm. 10)
  3. adalah makanan paling penting dalam satu hari. (hlm. 43)
  4. Di beberapa situasi tertentu, terkadang kata maaf tidak diperlukan untuk mengakhiri pertengkaran. (hm. 45)
  5. Hanya karena kamu sakit hati, bukan berarti jadi punya hak untuk kasar. (hlm. 62)
  6. Hidup membosankan dijalani dengan satu cara saja. (hlm. 86)
  7. Pernikahan adalah pilihan. Pilihan untuk menyerah atas pilihan-pilihan lain. (hlm. 89)
  8. Cewek dan cowok masih bisa kok berteman tanpa harus berubah jadi cinta di akhirnya. (hlm. 123)
  9. Semua orang bisa membuatmu tersenyum, tapi berapa banyak yang membuatmu bahagia? (hlm. 266)
  10. Cinta agape adalah jenis cinta yang bisa mencintai pasangannya, cinta yang dipertanggungjawabkan langsung ke Tuhan. (hlm. 322)
  11. Mana yang paling banyak merasakan sakit; yang meninggalkan atau ditinggalkan? (hlm. 394)
  12. Tak ada yang lebih menakutkan ketimbang terlambat melakukan sesuatu yang (mungkin) akan membuat kita bahagia. (hlm. 416)
  13. Suatu hari akan ada seseorang yang teramat mencintaimu hingga mau melakukan apa saja untukmu. (hlm. 427)

Banyak juga selipan kalimat sindiran halusya:

  1. Nyari kerja itu susah tauk. (hlm. 4)
  2. Orang kaya punya kecenderungan satu selera sama burung gagak; menyukai barang-barang yang berkilauan. (hlm. 5)
  3. Orang yang punya waktu menjodoh-jodohkan orang lain biasanya terlalu takut mengurusi kehidupan percintaannya sendiri. (hlm. 22)
  4. Nggak semuanya yang kamu denger itu bener. (hlm. 31)
  5. Diem bukan berarti masalah otomatis selesai. (hlm. 38)
  6. Kata-kata kasar seperti pasta gigi; begitu keluar dipencet dari tempatnya, akan sangat sulit untuk memasukannya kembali. (hlm. 39)
  7. Pembeli setia harus dilayani sebaik mungkin. Nggak boleh sampai merasa kecewa. (hlm. 77)
  8. Meski tetap harus bijaksana dengan pengeluaran, bukan berarti kita lantas alergi dengan barang-barang mahal. (hlm. 156)
  9. Jangan bikin situasi simpel jadi ribet. (hlm. 167)
  10. Memangnya sulit dipercaya ya, cewek dan cowok itu bisa berteman? (hlm. 247)
  11. Percuma terus-terusan bohong. (hlm. 285)
  12. Nggak cewek, nggak cowok, jawaban ‘nothing’ itu selalu berarti ‘something’. (hlm. 389)

Dari sekian tokoh cewek dalam novel-novel yang ditulis Christian Simamora, Tata dalam buku ini adalah cewek paling madesu dibandingkan dengan tokoh-tokoh cewek lainnya. Jobless, numpang makan dan tinggal menumpang dengan kakaknya pula. Dan seperti biasa, tokoh cowok dalam serial J bikin meleleh, tak terkecuali Jermaine dalam buku ini #eaaa :D

Good Fight

$
0
0
Good Fight

“Saat memutuskan buat jatuh cinta, lo juga membuka kemungkinan cinta kelak akan berbalik nyakitin lo.” (hlm. 359)

 

JETHRO LIEM. Terlihat paling oke dibandingkan fotografer lain di seantreo majalah MASCARA dan MANNER. Rambut ikalnya selalu dibiarkan berantakan, sepasang mata tajam yang dibingkai bulu mata panjang, rahang persegi dan leher yang kokoh. Jet memang cakep, tetapi semua kualitas over the top itu mendadak lenyap begitu dia bicara. Jago banget nyela. Tere selalu kalah jika berdebat dengannya.

Tere sendiri bekerja di Mascara menjabat sebagai senior fashion editor. Mascara merupakan majalah menduduki posisi kedua beroplah terbesar di Indonesia. Tere sendiri berani menjamin, semua content yang ditampilkan di Mascara adalah hasil kerja keras tim redaksinya sendiri –makanya kadang mau gila rasanya saat kerjaan masih menumpuk kayak menara Pisa di kubikel, sementara deadline tinggal hitungan hari.

Ya, Jet dan Tere memang satu kantor. Satu ruangan pula. Tak jarang pula mereka satu proyek dalam pemotretan untuk urusan majalah di kantor mereka bekerja. Yang menjadi masalah adalah Jet dan Tere ibarat Tom & Jerry, nggak pernah akur. Selalu ada saja hal-hal kecil yang menyulut pertengkaran mereka. Tapi, ada pepatah bilang; cinta dan benci itu beda tipis. Akankah mereka mengalaminya?

Kalo gue bener-bener mencintai lo, gue juga harus belajar melepaskan lo… (hlm. 459)

Tema yang diangkat oleh Christian Simamora kali ini adalah orang ketiga. Kita sering membaca novel bahwa orang ketiga selalu menjadi peran antagonis. Bagaimana di novel ini yang menjadikan orang ketiga sebagai tokoh utama? Siapakah orang ketiga itu? Jet atau Tere?

Beberapa kalimat favorit dalam buku ini:

  1. Benci itu sewaktu-waktu bisa berubah jadi cinta. (hlm. 41)
  2. Cinta memabukkan biasanya nggak berlangsung lama. (hlm. 47)
  3. Jangan melakukan sesuatu yang bakal lo sesalin keesokan harinya. (hlm. 275)
  4. Kalo lo mencintai seseorang, harusnya lo nggak neglepasin orang itu. (hlm. 481)

Banyak selipan sindiran halus dalam buku ini:

  1. Orang galak dikuburnya ma badak lho. (hlm. 23)
  2. Makan memang solusi buat semua hal sulit dalam hidup. (hlm. 39)
  3. Cewek agresif hanya akan bikin ilfil. (hlm. 71)
  4. Cowok-cowok, pada nggak malu apa kentut sembarangan? (hlm. 100)
  5. Tembak-tembakan itu ternyata memang cocoknya dilakuin anak ABG doang. (hlm. 322)
  6. Twentysomething dilarang gampang capek. (hlm. 327)
  7. Nggak ada sejarahnya tuh cewek bisa ngelupain mantannya. (hlm. 408)
  8. Generasi muda macam apa? Baru ditantang sedikit langsung ngibarin bendera putih. (hlm. 462)
  9. Kalo dah punya pacar, nggak pernah main. (hlm. 465)
  10. Nggak ada cewek yang berani terlambat di dinner berdua ama cowoknya. (hlm. 467)

Diantara semua cowok J di serial J ini, di buku inllah yang paling favorit; Jet, ditambah lagi profesinya yang fotografer, uwow…bikin meleleh… :D #RebutanAmaNadine #DikeprukTere

Di novel ini, kita akan mendapatkan seputar pengetahuan tentang fotografi, pemotretan dan tetek bengeknya lewat tokoh Jet maupun Tere.

Sisi lain, kita bisa merasakan jika anak-anak korban broken home orangtuanya akan berimbas pada kehidupan anaknya kelak, terutama urusan hati. Itulah yang dialami Jet, sedih juga membaca masa lalunya yang suram :’)

The Naked Traveler: 1 Year Round The World part 2

$
0
0
The Naked Traveler: 1 Year Round The World Trip Part 2

Negara: Kolombia, Kuba, Jamaika, Meksiko, Guatemala
 

Kolombia
Lanjut berpetualang ke Amerika selatan. Kali ini Mbak T mengunjungi negara yang sempat terkenal akan kartel narkobanya, yaitu Kolombia. Saya baru tahu, bahwa Kolombia, tepatnya di kota Cali adalah tempat lahirnya tarian salsa. Namun bab yang menarik perhatian saya adalah saat Mbak T mengikuti underground tour (tour tidak resmi yang bahkan dilarang pemerintah, namun bukan Mbak T namanya kalau perjalanannya normal-normal saja) di Kota Medellin, kota yang terkenal pernah menjadi pusat kartel narkoba dan dijuluki The Most Violent City In The World. Mungkin karena saya suka akan sejarah dunia, makanya bab ini menjadi salah satu favorit saya dari tntRTW part 2, saya jadi tahu secara garis besar sejarah raja narkoba terkenal Pablo Escobar, yang siapa sangka juga dianggap Robin Hood dan dicintai kaum papa, karena uang haram hasil narkoba banyak dipakai untuk membantu rakyat miskin. 

Selebihnya bahasan mengenai Colombia banyak di Cartagena. Kota tepi pantai yang sempat populer akibat drama penangkapan salah satu koruptor Indonesia. Meski digambarkan cantik dengan bangunan-bangunan ala kota tua dan pantai berpasir putih, saya tetap menangkapnya kota turis.

Kuba
Saya bertanya, "Apakah kalian bahagia menjadi warga negara Kuba?" Aymee menjawab, "Kami memang tidak bisa main Facebook atau makan beef steak, tapi kami bisa gratis bersekolah setinggi apa pun dan mendapatkan fasilitas kesehatan apa pun dengan kualitas yang sangat baik di dunia. Bukankah itu hal terpenting yang bisa didapatkan seorang warga?
Satu kata yang saya rasakan sepanjang membaca bahasan mengenai Kuba, yaitu sangat VINTAGE. Akibat diembargo oleh Amerika Serikat, negara Kuba putus kontak dengan dunia luar. Jadinya segala sesuatu di Cuba serasa seperti tahun 1960-an mulai dari bangunannya, mobil-mobilnya bahkan gaya rambut masyarakatnya, karena mereka tidak bisa membeli model baru, jadi model lama tetap dipertahankan dan dirawat sebaik mungkin. Dan karena diblokir pemerintah, masyarakat pun jadi sulit internetan di negara Kuba, jadi lupakan main sos med.

Dan di Kuba, tidak ada hape android (dan jelas tidak ada iPhone, karena segala produk Amerika dilarang masuk Kuba), berhubung segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi di sensor ketat oleh pemerintah, yang ada para warganya masih memakai hape jadul. Sisi positifnya, masyarakat Kuba sangat menghargai aktivitas kumpul bersama antar manusia, tidak seperti di Jakarta yang makan semeja tapi aktivitas ada di hape atau tablet masing-masing.

Jamaika

Mbak T, secara gamblang mengakui kalau tujuan utamanya ke Jamaika adalah untuk mengunjungi museum Bob Marley, penyanyi idolanya. Sebagai pembaca, jujur saya sih biasa saja dengan penyanyi mana pun secara memang saya tidak punya idola tertentu dan saya juga bukan penggemar musik reggae.

Yang saya suka dari pembahasan atau pemikiran Mbak T akan Jamaika adalah bahwa negara Jamaika sangat mirip Indonesia, secara sama-sama negara kepulauan, banyak pantai bagus, tapi penduduknya banyak yang tidak bisa berenang dan ogah ke pantai dengan alasan takut hitam (tidak bermaksud SARA, tapi bukannya mereka sudah hitam?) Terus makanannya juga mirip Indonesia karena mereka juga doyan yang gorengan, berminyak, santan, pedas.

Meksiko

Mungkin karena pembahasan Meksiko sangat variatif, saya tak merasa ada sesuatu yang khas sekali, selain daripada jagung sebagai makanan pokok utama dan pemandangan indah gua suku maya saat diving di Cenote.

Guatemala

Yang saya ingat dari Guatemala hanya perjalanan tidak menyenangkan dalam bus, selebihnya tentang marching band

Oh, satu scene stealer:
Dia lalu memberikan daftar negara-negara di dunia. Ada tiga kategori di daftar tersebut. Kategori A adalah negara yang bebas visa, kategori B adalah negara yang bisa visa on arrival, dan kategori C adalah negara yang harus apply visa dahulu. Indonesia masuk kategori apa hayo? Tentu kategori C! Yang bikin sakit hati, Indonesia sekarang sekategori bareng Afganistan, Kongo, Ghana, Somalia, Etiopia, Siria, Sudan. 
Selain pembahasan negara, seperti hal-nya part 1, bagian belakang diisi dengan serba-serbi, tips dan rekomendasi. Satu yang menggelitik adalah mengapa sebagai negara dengan populasi ke-4 terbesar di dunia, Indonesia seolah "nyaris tidak kelihatan", terutama saat berkunjung ke negara yang letaknya jauh macam Amerika Selatan karena banyak warga Amerika Selatan yang tidak tahu menahu atau pernah mendengar tentang Indonesia.

Dan saya suka akan kritik dan saran Mbak T mengenai Kemenlu yang memiliki KBRI mewah dan banyak staf diplomatik tapi perjanjian bebas visanya sedikit sekali dan menyebabkan traveler jadi sulit jalan-jalan ke luar negeri, yang ada KBRI malah lebih banyak untuk mengurusi kepentingan pejabat atau anggota DPR kalau jalan-jalan ke LN.

Kalau soal visa, masalahnya sekarang ini fokus pemerintah itu sebaliknya bukan membuat perjanjian bebas visa agar WNI mudah masuk negara lain, tapi sebaliknya membuat wisatawan negara lain bebas visa ke Indonesia, yah maklum deh, sekarang kan fokusnya mencari pemasukan bagi negara (mulai dari pajak sampai investasi dan turisme), secara kas negara megap-megap akibat banyak dikorupsi sama pejabatnya sendiri. Aduh mengapa saya malah jadi mengarah ke politik ya.

Empat bintang saya sematkan untuk buku ke-2 nya karena ikut membuat saya merasa berjalan-jalan ke Amerika Selatan dan juga membuka pandangan saya akan beberapa hal. Sayang visa Uruguay tidak keburu, padahal saya penasaran sama Uruguay, Paraguay dan Venezuela. Saya tunggu petualangan selanjutnya, Mbak T. Semoga di pemerintahan baru ada perkembangan signifikan mengenai kemudahan WNI dalam memperoleh visa dari negara lain.

Lucky Number no. 15: Dream Destination
Viewing all 742 articles
Browse latest View live